WARTABUANA – Film garapan rumah produksi Warna Pictures berjudul Hayya The Power of Love 2 merupakan film drama keluarga berlatar Indonesia dan Palestina. Film sekuel dari 212 The Power of Love ini akan tayang serentak di seluruh Indonesia mulai 19 September 2019.
Menurut Ustadz Erik Yusuf selaku produser eksekutif fi ini saat jumpa pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (8/9/2019), banyak anak yang menjadi korban perang di Palestina dan menjadi yatim-piatu. Mereka harus tinggal di kemah-kemah pengungsian.
“Anak-anak Palestina ini simbol, mereka harus lepas dari bully, rasa ketakutan dan kekhawatiran. Dengan adanya film Hayya ini kami berharap para penonton dapat peduli terhadap sesama,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Helvy Tiana Rosa yang juga produser film ini mengatakan film tersebut dibuat dengan idealisme atau yang disebut jihad budaya. “Kita mungkin tidak bisa membantu secara langsung tapi bisa menyumbang kreasi atau kreatifitas, dan karya kita. Dengan melihat film ini kita bisa peduli terhadap persoalan anak-anak Indonesia, Palestina, Suriah dan mereka yang kurang beruntung,” ujarnya.
Skenario film ini di tulis oleh Ali Eunoia dan Jastis Arimba, disutradarai Jastis Arimba dengan DOP Moriza Prananda. Di jajaran produser terdapat nama-nama Oki Setiana Dewi dan Erik Yusuf (Produser Eksekutif), Imam T. Saptono dan Asma Nadia (Associate Produser), serta Helvy Tiana Rosa dan Jastis Arimba (Produser). Cerita Hayya ditulis dari film ke novel oleh Helvy Tiana Rosa dan Benny Arnas.
Film ini dibintangi Fauzi Baadila (Rahmat), Adhin Abdul Hakim (Adin), Meyda Sefira (Jasna), Ria Ricis (Ricis), Humaidi Abas, Hamas Syahid, Asma Nadia, dan Amna Hasanah Shahab (Hayya).
Film ‘Hayya: The Power of Love 2’, bercerita tentang Rahmat (32), seorang jurnalis yang karena dihantui perasaan bersalah dan dosa di masa lalu, memutuskan menjadi relawan kemanusiaan. Kegiatan itu membawanya bukan hanya pada kegiatan kerelawanan keliling Indonesia, melainkan bersama sahabatnya, Adin sampai ke wilayah Palestina.
Di sana ia bertemu Hayya (5), gadis yatim piatu korban konflik di Palestina. Hubungan Hayya dan Rahmat menjadi sangat dekat, hingga suatu hari Rahmat harus kembali ke Indonesia karena hendak menikah dengan Yasna.
Hayya yang tidak ingin kehilangan Rahmat melakukan aksi nekad di luar dugaan. Hayya sembunyi di dalam koper hingga menyeberang ke Indonesia. Hubungan Rahmat, Hayya dan Yasna tiba-tiba berubah menjadi kompleks, lucu dan menegangkan.
Film keluarga yang akan menginspirasi dan mengasah kepedulian kita terhadap sesama ini juga didukung oleh beberapa lembaga kemanusiaan seperti Aman Palestin, INH For Humanity, dan Rumah Zakat. Sebagian keuntungan dari film berdurasi 101 menit ini rencananya akan disumbangkan bagi anak-anak Indonesia dan Palestina yang kurang beruntung.[]