Penyanyi Dee Lestari
Wartabuana.com — Setelah 17 tahun tak merilis album solo penuh, Dee Lestari akhirnya kembali merengkuh dunia yang membesarkan namanya: musik. Penulis sekaligus penyanyi multitalenta ini menandai kebangkitannya sebagai singer-songwriter lewat single terbaru berjudul “(Jangan) Jatuh Cinta”, yang resmi dirilis di berbagai platform streaming digital pada 16 Desember 2025.
Nama Dee Lestari telah lama lekat sebagai musisi produktif sejak era Rida Sita Dewi (1995–2003), berlanjut ke karier solo lewat album Out of Shell (2006), hingga gebrakan Rectoverso (2007) yang melahirkan lagu legendaris Malaikat Juga Tahu. Karya-karyanya terus hidup melalui suara penyanyi papan atas seperti Marcell, Raisa, Ariel NOAH, Andien, hingga Titi DJ.
Namun, di balik produktivitasnya sebagai pencipta lagu, citra Dee sebagai penulis buku best seller kerap menutupi eksistensinya sebagai penyanyi. Selama hampir dua dekade, Dee memilih fokus di dunia literasi—hingga sebuah peristiwa personal mengubah segalanya.
Duka yang membangkitkan kembali cinta pada musik

Tahun 2024 menjadi titik balik emosional bagi Dee Lestari setelah sang ayah berpulang. Di tengah kesunyian rumah dan duka yang mendalam, Dee mulai menghibur diri dengan bernyanyi—sederhana, hanya bermodal laptop dan speaker. Dari ritual kecil itulah ia merasakan kembali getaran yang lama hilang.
Bernyanyi hampir setiap malam, musik perlahan menjadi ruang penyembuhan. Dee pun kembali jatuh cinta pada dunia yang dulu membesarkan namanya. Tekadnya menguat: ia ingin kembali berkarya sebagai penyanyi dan merilis album musik.
“(Jangan) Jatuh Cinta”, pembuka album solo ketiga

Niat itu akhirnya terwujud pada 2025. Dengan dukungan tim manajemen yang solid—Arie Dagienkz, Riko Prayitno (Mocca), Bayu Fajri, dan Anthono—Dee bersiap merilis album solo ketiganya. Single “(Jangan) Jatuh Cinta” dipilih sebagai pembuka perjalanan baru tersebut.
Lewat lirik khas Dee yang jujur, puitis, dan menggelitik, lagu ini mengangkat pertarungan klasik antara logika dan hati. Tentang upaya logika melindungi diri dari luka, sementara hati selalu berbicara apa adanya. Sebuah refleksi sederhana namun dalam: cinta tak pernah sepenuhnya bisa dikendalikan.
Aransemen hangat, kolaborasi lintas generasi

Untuk menghidupkan nuansa emosional lagu ini, Dee menggandeng Rendy Pandugo sebagai arranger dan Teddy Adhitya sebagai vocal director. Aransemen musiknya terasa hangat, kaya lapisan gitar, dengan harmoni vokal yang lembut dan intim—memberi ruang bagi lirik untuk berbicara langsung ke hati pendengar.
Beberapa waktu lalu, Dee sempat membocorkan materi album barunya dalam showcase “Bocor Tipis” di Jakarta dan Yogyakarta. “(Jangan) Jatuh Cinta” menjadi salah satu lagu yang diperdengarkan dan langsung mendapat respons positif dari para penikmat musik.
Penutup tahun yang manis
Bagi Dee Lestari, single ini bukan sekadar rilisan baru, melainkan penanda pulang ke rumah—ke musik yang selama ini selalu menunggu.
Dengan “(Jangan) Jatuh Cinta”, Dee berharap dapat menghadirkan pembuka yang segar menuju album barunya, sekaligus menjadi hadiah penutup tahun 2025 yang hangat bagi para pendengar musik Indonesia yang telah lama merindukan suaranya.













