HEFEI – Lebih dari 140.000 orang terdampak Topan In-Fa di wilayah Xuancheng di Anhui, China. Xinhua mengunjungi sebuah tempat relokasi bagi penduduk yang terdampak di wilayah tersebut untuk mengetahui seperti apa kehidupan di sana.
LIU FANGQIANG, Koresponden Xinhua : “Di belakang saya adalah panti jompo wilayah Langxi (Kota Xuancheng) di Provinsi Anhui, China timur. Saya mendapat informasi, total 28 penduduk desa setempat telah direlokasi ke tempat ini pada Selasa (27/7) malam karena masalah keselamatan. Topan In-Fa telah membawa hujan lebat ke wilayah ini. Banyak tempat terendam banjir, jadi mereka telah direlokasi ke tempat ini pada Selasa malam. Dan bagaimana dengan kehidupan mereka saat ini? Mari kita masuk ke dalam untuk mencari tahu.”
RAO ZICAI, Penduduk desa yang direlokasi : “Saya direlokasi ke tempat ini pada Selasa sekitar pukul 23.00. Kami dikirim ke sini oleh kader desa kami dengan mobil. Kehidupan di tempat ini cukup baik dalam hal makanan dan akomodasi. Mereka menyediakan semua yang kami butuhkan di tempat ini, seperti tempat tidur dan kipas angin.”
LIU FANGQIANG, Koresponden Xinhua : “Ini kantin panti jompo. Sekarang sekitar pukul 17.00. Orang-orang datang ke sini mengantre untuk mendapatkan makanan mereka untuk makan malam. Saya diberitahu, semua makanan disediakan untuk mereka secara gratis dan pemerintah daerah mengeluarkan biaya sekitar 30 yuan (1 yuan = Rp2.243) untuk makanan mereka per orang per hari.”
CHEN YONGKANG, Dokter di tempat relokasi : “Saya memberikan masker kepada semua orang pada pagi hari, dan mengukur tekanan darah dan juga kadar gula darah mereka, untuk memastikan mereka aman dan sehat.”
JIANG ZHENGYI, Wakil Direktur Biro Manajemen dan Tanggap Darurat Kota Xuancheng : “Lebih dari 140.000 orang telah terkena dampak Topan In-Fa, yang keenam tahun ini. Kota Xuancheng telah menyiapkan 46 tempat relokasi, yang menampung total 1.848 orang. Kami akan melakukan penilaian keamanan tempat-tempat yang dilanda banjir sebelum mereka kembali ke rumah. Kami tidak akan mengizinkan mereka kembali sampai risikonya dieliminasi.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Hefei, China. (XHTV)