CANBERRA – Tingkat kepuasan pemilih (voter approval) terhadap Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison jatuh di tengah wabah COVID-19 di seluruh negara itu.
Menurut survei yang dipublikasikan oleh The Guardian pada Selasa (6/7), tingkat kepuasan terhadap Morrison turun dari 57 persen pada Juni menjadi 51 persen, sementara tingkat ketidakpuasan naik dari 36 menjadi 40 persen.
Dukungan atas penanganan pandemi oleh pemerintah federal turun dari 53 menjadi 44 persen, sementara persentase pemilih yang menganggap respons pemerintah terhadap COVID-19 “buruk” meningkat dari 24 menjadi 30 persen.
Jajak pendapat yang melibatkan lebih dari 1.000 partisipan itu dilakukan saat lebih dari 12 juta warga Australia menjalani karantina wilayah (lockdown) baru-baru ini sebagai respons terhadap wabah virus corona di seluruh negara itu.
Morrison menghadapi reaksi keras dari badan medis tertinggi serta otoritas kesehatan negara bagian dan teritori setelah dia mengumumkan bahwa warga di bawah usia 40 tahun dapat berkonsultasi dengan dokter mereka “jika mereka ingin mendatangi dan berbicara dengan dokter mereka serta mendapat akses ke vaksin AstraZeneca.”
Namun, jajak pendapat itu menunjukkan Morrison tetap lebih populer daripada pemimpin Partai Buruh (Labor Party) Anthony Albanese.
Hampir 50 persen responden mengidentifikasi Morrison sebagai PM pilihan mereka dibandingkan dengan 28 persen untuk Albanese, yang memiliki tingkat kepuasan pemilih sebesar 41 persen.
Sebanyak 51 persen mengatakan mereka telah menerima vaksin COVID-19 atau senang untuk disuntik sesegera mungkin dan 16 persen mengatakan mereka menolak divaksinasi.
Hingga Senin (5/7) sore, terdapat 30.803 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Australia, dan kasus penularan lokal dan luar negeri dalam 24 jam terakhir masing-masing berjumlah 38 dan delapan kasus, menurut data terbaru dari Departemen Kesehatan Australia. Dan jumlah kasus penularan lokal dalam tujuh hari terakhir mencapai 209. (Xinhua)