NEW YORK CITY – Amerika Serikat (AS) tidak akan memiliki cukup pasokan daya untuk melewati gelombang panas pada musim panas kali ini. Akibatnya, warga AS berisiko mengalami pemadaman listrik yang luas, terutama di seluruh wilayah Midwest, yang membentang dari Minnesota hingga Louisiana, yang selama beberapa dekade menikmati pasokan daya yang stabil, tulis harian The Washington Post pada Selasa (7/6).
“Ini adalah aib nasional. Akses terhadap energi yang murah dan melimpah adalah ciri masyarakat yang bebas,” kata artikel Opini yang ditulis oleh Marc A. Thiessen, seorang kolumnis Post di bidang kebijakan luar negeri dan dalam negeri AS. Pemerintahan Joe Biden “hampir pasti menyalahkan perubahan iklim atas pemadaman listrik di musim panas,” katanya.
“Alasan utama” kurangnya pasokan daya mendatang adalah penutupan dini sejumlah pembangkit listrik yang ditenagai bahan bakar fosil, terutama batu bara, yang sebenarnya dibutuhkan untuk memenuhi peningkatan permintaan listrik selama musim panas, kata laporan itu, seraya mengutip perang terhadap pemakaian bahan bakar fosil yang digencarkan pemerintah federal AS.
“Beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara yang diasumsikan oleh para regulator akan tetap beroperasi selama satu atau dua tahun lagi malah menjadi offline” karena “operator pembangkit listrik memilih menutup fasilitasnya ketimbang berinvestasi dalam peningkatan pembangkit listrik berbasis batu bara,” katanya.
“Ketika Anda mengumumkan bahwa Anda bermaksud untuk menghilangkan sebuah industri, orang tidak akan berinvestasi di dalamnya. Dan ketika Anda mencoba untuk mengakhiri pemakaian bahan bakar fosil sebelum infrastruktur energi terbarukan siap untuk menggantikannya, hasilnya adalah kelangkaan bahan bakar dan pemadaman listrik,” imbuh artikel tersebut. [Xinhua]