Rusia akan melanjutkan konsultasi erat dengan Kazakhstan dan sekutu-sekutu lainnya di CSTO untuk mengupayakan pemulihan kehidupan normal yang lebih cepat di Kazakhstan.
MOSKOW, Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis (6/1) mengatakan bahwa pihaknya memandang kerusuhan di Kazakhstan sebagai upaya, yang dipicu oleh luar, untuk mengganggu keamanan dan integritas negara itu dengan dikerahkannya kelompok-kelompok bersenjata yang terlatih.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan di situs webnya, kementerian tersebut menekankan degradasi yang cepat dari situasi politik internal dan peningkatan kekerasan di Kazakhstan.
Sebelumnya pada Kamis, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (Collective Security Treaty Organization/CSTO) memutuskan mengirim Pasukan Penjaga Perdamaian Kolektif ke Kazakhstan untuk jangka waktu terbatas guna menstabilkan situasi di negara Asia Tengah itu.
Pasukan Penjaga Perdamaian Kolektif itu meliputi pasukan dari Rusia, Belarus, Armenia, Tajikistan, dan Kirgizstan.
Moskow, yang menegaskan kembali kepatuhannya terhadap komitmen dalam kerangka kerja CSTO, mendukung penerapan langkah-langkah mendesak tersebut, kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Rusia akan melanjutkan konsultasi erat dengan Kazakhstan dan sekutu-sekutu lainnya di CSTO untuk mengupayakan pemulihan kehidupan normal yang lebih cepat di Kazakhstan, tambah pihak kementerian.
Kazakhstan, khususnya kota terbesarnya, Almaty, diguncang oleh aksi unjuk rasa disertai kekerasan yang dipicu oleh ketidakpuasan atas lonjakan harga bahan bakar.
Ketegangan meningkat pada Rabu (5/1), dengan pengunjuk rasa menyerbu bangunan utama pemerintahan di Almaty, membakar kendaraan polisi, dan menyerang cabang regional partai Nur Otan yang berkuasa. [Xinhua]