PYONGYANG – Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) pada Senin (20/9) mengkritik Amerika Serikat (AS) karena mentransfer teknologi pembuatan kapal selam bertenaga nuklir ke Australia, menurut pejabat Korean Central News Agency (KCNA).
KCNA mengutip kepala Bagian Berita Asing dari Departemen Pers dan Informasi Kementerian Luar Negeri RRDK yang mengatakan bahwa keputusan AS merupakan “tindakan yang sangat tidak diinginkan dan berbahaya yang akan mengganggu keseimbangan strategis di kawasan Asia-Pasifik serta memicu perlombaan senjata nuklir.
“Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu menyatakan bahwa keputusan Gedung Putih “sama halnya menyatakan bahwa negara mana pun dapat menyebarkan teknologi nuklir jika itu untuk kepentingannya, dan ini menunjukkan bahwa AS adalah pelaku utama yang merusak sistem nonproliferasi nuklir internasional.”Pejabat itu lebih lanjut menyebut bahwa “sikap bermuka dua AS itu semakin jelas terlihat setelah kemunculan pemerintahan baru mengikis norma dan tatanan internasional yang diterima secara universal dan menimbulkan ancaman serius terhadap perdamaian dan stabilitas dunia.”
“Kami mengamati dengan saksama latar belakang keputusan AS baru-baru ini serta prospeknya, dan tentu saja akan mengambil tindakan balasan yang sesuai jika itu membawa dampak merugikan, sekecil apa pun, pada keamanan negara kami,” imbuh sang pejabat.Di bawah kemitraan keamanan baru yang diresmikan pada Rabu (15/9) antara Australia, Inggris, dan AS, yang disebut AUKUS, Australia akan membangun kapal selam bertenaga nuklir dengan teknologi AS dan Inggris.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Pyongyang. (XHTV)