GAZA CITY – Seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Sabtu (10/7) memperingatkan bahwa situasi di Jalur Gaza serius, dan peningkatan blokade Israel akan mengarah pada babak baru kekerasan.
Adnan Abu Hasna, penasihat media Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), mengatakan kepada wartawan bahwa pengetatan blokade itu akan mengulangi ketegangan antara Israel dan kelompok militan Gaza.
“Sejak berakhirnya gelombang kekerasan di Jalur Gaza pada 21 Mei lalu, situasi di Gaza sangat berbahaya dan memburuk di semua tingkat,” ujar Abu Hasna.
Dirinya mengatakan bahwa situasi di Jalur Gaza “tidak dapat dibiarkan berlanjut seperti ini,” seraya menambahkan UNRWA beserta stafnya telah mengamati adanya peningkatan “energi negatif yang merusak” di tengah masyarakat tersebut.
Abu Hasna mengimbau masyarakat internasional dan negara-negara donor “untuk menemukan mekanisme yang cepat guna mengimplementasikan bantuan di Gaza serta bergerak maju untuk menciptakan peluang dan harapan bagi penduduk daerah kantong tersebut.”
Faksi-faksi di Palestina mengeluh bahwa meskipun Mesir telah menengahi gencatan senjata, Israel justru memperketat blokade dan bukan menguranginya.
Faksi-faksi tersebut, termasuk Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) yang menguasai Jalur Gaza, menuntut agar Israel mematuhi kesepakatan gencatan senjata itu.
Kesepahaman tersebut mencakup perluasan wilayah penangkapan ikan, pelaksanaan proyek infrastruktur, serta pencabutan pembatasan impor dan ekspor barang.
Faksi-faksi itu juga menyerukan untuk mengizinkan masuknya hibah keuangan Qatar untuk dukungan kemanusiaan dan masuknya bahan bangunan guna memulai proses rekonstruksi. [Xinhua]