CANBERRA – Sebuah temuan oleh Komisi Hak Asasi Manusia Australia (Australian Human Rights Commission/AHRC) menunjukkan bahwa sebagian besar Muslim di negara itu pernah mengalami diskriminasi.
Laporan yang diterbitkan AHRC pada Senin (19/7) itu mengungkap sebanyak 80 persen umat Islam atau Muslim di Australia pernah mengalami prasangka atau diskriminasi.
Separuh dari 1.000 responden yang disurvei mengatakan pernah mendapat perlakuan diskriminatif dari aparat penegak hukum, sementara 48 persen mengaku pernah menjadi sasaran di tempat kerja atau selama proses mencari pekerjaan.
Satu dari setiap empat responden mengatakan mereka terlalu takut untuk berbicara bahwa mereka, atau seseorang yang mereka kenal, mengalami diskriminasi.
Zaahir Edries, seorang pengacara Muslim yang tinggal di Sydney, bermigrasi ke Australia dari Afrika Selatan pada usia lima tahun. Dia melihat adanya peningkatan diskriminasi terhadap Muslim Australia setelah serangan teror 9/11. “Setelah peristiwa 11 September, segalanya berubah cukup drastis bagi saya,” ujarnya dikutip perusahaan penyiaran multikultural Australia, SBS, pada Senin.
“Sikap terhadap keyakinan dan identitas saya berubah di ruang publik, sehingga sulit untuk berinteraksi dengan cara yang sama seperti yang saya lakukan dulu.”
“Sebagai seorang dewasa muda pada saat itu, saya berjuang untuk merekonsiliasi identitas saya sebagai seorang Muslim dan sebagai seseorang yang kerap dimintai penjelasan tentang beberapa peristiwa kriminal keji di belahan lain dunia, yang tentu bukan hal yang biasa kami alami sebelumnya.”
Terlepas dari tingginya tingkat Islamofobia yang terungkap dalam survei tersebut, 63 persen responden menjawab mereka yakin bahwa Australia adalah negara yang ramah dan 74 persen bahkan mengaku sudah merasa seperti warga Australia.
Komisioner Diskriminasi Ras Australia Chin Tan menilai sudah waktunya bagi pemerintah federal untuk membentuk kerangka kerja antirasisme.
“Kami yakin ada kebutuhan yang kuat dan mendesak bagi kita untuk memiliki strategi nasional terkoordinasi yang benar-benar bisa dijalankan di banyak bidang guna secara aktif melawan rasisme dan diskriminasi yang terjadi di berbagai lapisan, dan itulah yang membawa saya ke advokasi ini bahwa kini kami tengah mengajukan kepada komisi soal penerapan kerangka kerja antirasisme nasional,” ujar Tan. [Xinhua]