WARTABUANA – Setelah Irjen.Pol. Ferdy Sambo dinonaktifkan, kini muncul desakan untuk menonaktifkan Brigjen.Pol Hendra Kurniawan selaku Karopaminal Divpropam Polri, anak buah dari Irjen Ferdy Sambo dan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, Kapolres Jakarta Selatan.
Brigjen Pol Hendra Kurniawan juga menjadi sorotan atas tewasnya Brigadir Joshua di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Desakan untuk menonaktifkan kedua pejabat tinggi Polri itu supaya proses penyelidikan dan penyidikan dalam perkara ini bisa berjalan tanpa ada intevensi.
Koordinator Kuasa Hukum Brigadir Joshua, Kamarudin Simanjuntak mengatakan, “Kami atas nama keluarga memohon dengan sangat kepada bapak presiden RI supaya memberi atensi. Demikian juga komisi III DPR RI selaku wakil rakyat termasuk kepada Bapak Kapolri supaya menonaktifkan tiga PJU Polri tersebut,” jelasnya di Bareskrim Polri (18/7/2022).
Brigjen.Pol.Hendra Kurniawan SIK yang, lahir 16 Maret 1974. Dan sejak 16 November 2020 menjabat sebagai Karopaminal Divpropam Polri. Brigjen.Pol. Hendra lulusan Akpol 1995 berpengalaman dalam propam yang diembannya sejak 16 November 2020.
Sementara itu, Kamaruddin menilai sikap Brigjen Hendra itu tidak mencerminkan perilaku Polri sebagai Pelindung, Pengayom masyarakat, apalagi beliau Karopaminal seharusnya membina mental Polri, tetapi ini justru mengintimidasi orang yang sedang berduka.
Dalam catatan lain, juga disebutkan Brigjen.Pol. Hendra Kurniawan diangkat oleh Ferdy Sambo sebagai pimpinan Tim Khusus Pencari Fakta. Sehingga terlibat sebagai pimpinan Tim Khusus Pencari Fakta dalam kasus bentrok FPI dan Polri di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang terjadi pada 7 Desember 2020 silam.
Ketika masih menjabat sebagai Kadiv Propam, Ferdy Sambo mengungkapkan bahwa alasan Divisi Propam masuk dalam penyelidikan dalam rangka penegakan fungsi disiplin. Dan bertugas dalam memastikan tindakan anggota Polda Metro Jaya telah sesuai dengan SOP Polri. Namun hingga detik ini belum ada transparansi keterbukaan tentang hasil CCTV baku tembak di KM 50.
Hendra pernah menyampaikan jika saat itu CCTV di kilometer tidak berfungsi alias rusak. Tentunya bukan hal yang kebetulan, ketika hal yang sama terjadi pada kasus tewasnya Brigadir Joshua dimana CCTV disebut tak berfungsi. Ataukah sekadar kebetulan saja berkaitan CCTV di kedua peristiwa tersebut terjadi?[]