“Khususnya, Amerika Serikat, sebagai pihak yang paling memahami tentang laboratorium ini, harus merilis informasi spesifik yang relevan secepatnya, termasuk virus apa yang disimpan dan penelitian yang telah dilakukan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam taklimat pers harian.
PBB, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan menggelar sidang pada Jumat (11/3) atas permintaan Rusia guna membahas dugaan penelitian senjata biologis Amerika Serikat (AS) di Ukraina.
Dmitry Polyanskiy, Deputi Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, menyebutkan permintaan Rusia tersebut melalui sebuah cuitan pada Kamis (10/3).
Rusia telah menyatakan bahwa terdapat jaringan laboratorium biologis di Ukraina yang beroperasi atas nama Departemen Pertahanan AS dan merupakan bagian dari program senjata biologis AS.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa (8/3) mengatakan bahwa pihaknya telah menerima dokumentasi dari beberapa pegawai di laboratorium biologis Ukraina yang mengonfirmasikan penghancuran segera dari sejumlah patogen berbahaya.
Pada Kamis, Kementerian Pertahanan Rusia menyampaikan bahwa laboratorium biologis yang didanai AS di Ukraina berupaya membentuk sebuah mekanisme “untuk penularan rahasia patogen mematikan.”
Tudingan Rusia telah dibantah oleh AS dan menyebutnya sebagai tudingan yang “menggelikan,” memberikan kesan bahwa Rusia mungkin sedang membuat fondasi untuk menggunakan senjata kimia atau biologis.
Namun, pada Selasa, saat bersaksi di depan sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS tentang Ukraina, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik Victoria Nuland mengakui “Ukraina memiliki fasilitas penelitian biologis.”
Pada Selasa yang sama, Kementerian Luar Negeri China meminta agar AS merilis rincian laboratorium biologisnya di Ukraina dan mendesak pihak-pihak terkait untuk memastikan keamanan fasilitas tersebut.
“Khususnya, Amerika Serikat, sebagai pihak yang paling memahami tentang laboratorium ini, harus merilis informasi spesifik yang relevan secepatnya, termasuk virus apa yang disimpan dan penelitian yang telah dilakukan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam taklimat pers harian. [Xinhua]