BEIJING, China berharap Amerika Serikat (AS) akan bersungguh-sungguh mengurangi peran senjata nuklir dalam kebijakan keamanan nasional dan mengadopsi kebijakan “no-first-use” terkait senjata nuklir, kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada Kamis (6/1).
Juru Bicara Wang Wenbin menyatakan hal itu dalam konferensi pers harian saat diminta berkomentar terkait sejumlah laporan yang menyebut beberapa akademisi AS telah menyarankan kepada pemerintah AS agar berkomitmen terhadap kebijakan “no-first-use” terkait senjata nuklir, saat lima Negara Pemilik Senjata Nuklir telah menyepakati bahwa “perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh dilakukan.”
Wang menuturkan China merupakan satu-satunya negara di antara lima Negara Pemilik Senjata Nuklir yang telah berjanji untuk tidak menjadi pihak pertama yang menggunakan senjata nuklir. Kebijakan ini berperan penting dalam mengurangi risiko nuklir dan mencegah perang nuklir, serta diakui dan disambut luas oleh negara-negara yang tidak memiliki senjata nuklir.
China berharap kelima negara itu dapat meneruskan pernyataan bersama para pemimpin dalam mencegah perang nuklir, membatalkan kebijakan pencegahan nuklir yang didasarkan pada penggunaan pertama senjata nuklir, dan berjanji tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu terhadap satu sama lain, serta menyelesaikan instrumen hukum internasional pascanegosiasi, tuturnya.
Komunitas internasional menantikan dampak positif yang dibawa pernyataan bersama ini terhadap Tinjauan Postur Nuklir AS, imbuh Wang.
“Kami berharap pemerintah AS dapat mengindahkan seruan di dalam maupun luar negeri, dengan sungguh-sungguh mengurangi peran senjata nuklir dalam kebijakan keamanan nasional, menahan diri terkait pembangunan dan pengerahan kemampuan strategis, dan mengadopsi kebijakan ‘no-first-use’ terkait senjata nuklir,” urai Wang.
Sementara itu, China berharap para sekutu AS dapat memenuhi harapan komunitas internasional, dan aktif mendukung alih-alih menentang keras pengadopsian AS terkait kebijakan tersebut, tambah Wang. [Xinhua]