KABUL – Semua gerbang bandara Kabul ditutup pada Jumat (27/8) pagi waktu setempat menyusul sebuah serangan mematikan sehari sebelumnya, dan kerumunan di luar bandara telah dibubarkan, menurut saksi mata.
Sedikitnya 90 warga Afghanistan dan 13 tentara Amerika Serikat (AS) tewas dalam dua serangan bom di Kabul pada Kamis (26/8).
Ledakan pertama menghantam salah satu gerbang bandara Kabul, sedangkan ledakan kedua terjadi di pangkalan militer terdekat yang dulunya digunakan oleh pasukan koalisi.
Ledakan tersebut, yang menurut laporan disebabkan oleh aksi bom bunuh diri, diyakini merupakan karya dari sekelompok yang memiliki afiliasi dengan ISIS.
Sementara itu, Taliban, yang menguasai Kabul pada 15 Agustus, mengutuk aksi pengeboman di luar bandara Kabul tersebut.
Presiden AS Joe Biden bersumpah akan melakukan pembalasan pascainsiden itu.
Biden mengatakan telah memerintahkan komandan militer AS untuk “menyerang aset, kepemimpinan, dan fasilitas ISIS-K,” namun tidak memberikan penjelasan spesifik.
Serangan tersebut terjadi setelah negara-negara Barat memperingatkan akan serangan teroris di bandara itu saat ribuan orang berkumpul menunggu penerbangan evakuasi untuk meninggalkan Afghanistan.
Saat tenggat waktu penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada 31 Agustus semakin dekat, AS berupaya keras mengevakuasi warganya dan para mitra mereka di Afghanistan dari negara tersebut. []
Diproduksi oleh Xinhua Global Service