MANILA – Para ahli vulkanologi Filipina memperingatkan bahwa gunung berapi Taal di Manila selatan dapat meletus “dalam waktu dekat” setelah mencatat tingkat emisi gas sulfur dioksida tertinggi pada Minggu (4/7).
“Tingkat emisi gas sulfur dioksida vulkanik tertinggi tercatat hari ini dengan rata-rata 22.628 ton per hari, jumlah tertinggi yang pernah tercatat di gunung berapi Taal,” kata Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina dalam buletin terbarunya.
Menurut lembaga itu, “parameter sulfur dioksida saat ini menunjukkan ekstrusi magmatik yang sedang berlangsung di kawah utama yang selanjutnya dapat mendorong ledakan berikutnya.”
Lembaga itu mengatakan telah mencatat “total 26 gempa vulkanik frekuensi rendah yang kuat dan sangat dangkal yang dikaitkan dengan degasifikasi magmatik di bawah bagian timur Pulau Gunung Berapi.”
Beberapa gempa disertai dengan gemuruh dan hanya sedikit terasa oleh penjaga keramba ikan di lepas pantai timur laut pulau tersebut, lanjutnya.
Parameter pengamatan ini mungkin menunjukkan bahwa letusan yang serupa dengan yang terjadi pada Kamis (1/7) “mungkin terjadi dalam waktu dekat,” kata lembaga itu.
Lembaga itu menaikkan tingkat siaga ke level 3 di gunung berapi Taal di Provinsi Batangas pada Kamis, menyusul letusan freatomagmatik yang “menghasilkan gumpalan freatomagmatik gelap yang tak berlangsung lama setinggi satu kilometer.”
Letusan freatomagmatik mengacu pada “erupsi yang melibatkan magma dan air, yang biasanya berinteraksi secara eksplosif.”
Sementara itu, otoritas setempat mengatakan bahwa lebih dari 5.000 penduduk desa yang tinggal di dekat gunung berapi itu telah dievakuasi ke tempat penampungan sementara pemerintah.
Gunung berapi Taal, salah satu gunung berapi paling aktif di Filipina, terakhir kali meletus pada Januari 2020. Letusan terakhir membuat hampir 380.000 penduduk desa mengungsi serta menghancurkan banyak pertanian, rumah, dan jalan di provinsi tersebut. [Xinhua]