BRUSSEL – Belgia memperingati hari berkabung nasional pada Selasa (20/7) untuk memberikan penghormatan kepada korban banjir mematikan yang terjadi pada Rabu (14/7) dan Kamis (15/7) lalu di negara itu.
Sebuah upacara digelar pada Selasa di Verviers dekat Liege, salah satu kota yang terkena dampak banjir paling parah. Banjir di sepanjang Sungai Vesdre di wilayah itu merenggut banyak nyawa dan menghancurkan sejumlah bangunan.
Raja Belgia Philippe, Perdana Menteri Alexander De Croo, dan Kepala Pemerintahan Walloon Elio Di Rupo turut hadir dalam upacara tersebut.
Kehancuran yang ditimbulkan oleh banjir itu diakibatkan oleh meluapnya bendungan di Lembah Vesdre, yang menyebabkan Sungai Meuse meluap pada Rabu dan Kamis.
Para ahli mengatakan cuaca ekstrem, yang membawa hujan deras selama tiga hari berturut-turut ke Belgia, semakin memperburuk masalah yang disebabkan oleh banjir.
Pada Selasa siang pukul 12.00 waktu setempat, orang-orang mengheningkan cipta selama satu menit untuk memberikan penghormatan kepada para korban dan keluarga mereka saat bendera dikibarkan setengah tiang.
Pada Selasa, jumlah korban tewas akibat bencana tersebut mencapai 31, dengan 116 orang masih hilang, kata Menteri Dalam Negeri Annelies Verlinden kepada siaran berita VTM.
Upacara pada Selasa tersebut digelar pada malam menjelang Hari Nasional Belgia yang diperingati tanggal 21 Juli.
Hari Selasa itu menjadi “momen untuk merenungkan banyaknya korban jiwa yang jatuh dan juga untuk memberikan apresiasi atas besarnya solidaritas dan persatuan di antara masyarakat,” kata perdana menteri.
Palang Merah mengatakan bahwa hingga Senin (19/7) pihaknya telah menerima donasi sebesar 3,9 juta euro (1 euro = Rp17.152). [Xinhua]