ISTANBUL – Sejumlah ilmuwan Turki membuktikan bahwa lendir laut (mucilage) mengonsumsi oksigen di Laut Marmara, demikian dilaporkan media lokal pada Kamis (24/6).
Para peneliti dari Universitas Teknik Timur Tengah (Middle East Technical University/METU), yang tengah berupaya mengatasi masalah lendir laut di Laut Marmara, sudah mendapatkan hasil dari eksperimen mereka, sebut harian Haberturk.
“Jelas, dapat kami sampaikan bahwa air dengan lendir laut itu mengonsumsi oksigen,” kata Mustafa Mantikci, peneliti dari Institut Ilmu Kelautan METU, seperti dikutip Haberturk.
“Jika lendir laut menutupi dasar laut, lendir itu akan menyebabkan penipisan oksigen, dan kemudian memicu kepunahan biota laut,” imbuhnya.
Para ilmuwan juga memperoleh data baru dari sampel air yang diambil dari kedalaman 100 meter dan 1.210 meter di Laut Marmara.
Mereka menyimpulkan bahwa lendir laut itu bersifat intens, terutama di bagian atas yang setebal 30 meter. Namun, masih ada oksigen di perairan dalam meski kadarnya rendah.
Pekan lalu, Kementerian Lingkungan dan Urbanisasi Turki memasang perangkat teknologi canggih untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut di dalam laut.
Otoritas Turki juga tengah mempertimbangkan untuk memangkas periode musim penangkapan ikan di Laut Marmara, menurut laporan pers.
Pada 8 Juni, Turki memulai kampanye untuk membersihkan lendir laut yang menutupi sebagian besar Laut Marmara, laut pedalaman di sebelah barat laut Turki yang dipadati pabrik industri dan ditinggali oleh lebih dari 20 juta orang.
Zat tersebut juga menyebar ke beberapa bagian Laut Aegea dan Laut Hitam, mengancam seluruh sistem ekologi.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Istanbul, Turki. (XHTV)