BANGKOK – Thailand pada Sabtu (29/5) melaporkan 4.803 kasus baru COVID-19 dan 34 kematian di saat negara itu masih bergulat dengan wabah virus corona terburuk sejak merebaknya pandemi.
Angka tersebut, yang merupakan kasus harian tertinggi ketiga setelah rekor 9.635 pada 17 Mei dan 4.887 pada 13 Mei, menambah jumlah kasus di negara itu menjadi 149.779, menurut Pusat Administrasi Situasi COVID-19 (Center for the COVID-19 Situation Administration/CCSA). Tambahan 34 kematian baru itu meningkatkan total korban jiwa akibat COVID-19 di Thailand menjadi 988.
Total kasus terkonfirmasi di Thailand mencapai lebih dari empat kali lipat sejak awal April, ketika gelombang wabah ketiga mulai menyebar dari ibu kota Bangkok, dengan kematian kumulatif naik lebih dari sembilan kali lipat.
Kasus penularan baru yang dilaporkan pada Sabtu meliputi 2,702 kasus yang terdeteksi di penjara dan 51 kasus impor, ujar juru bicara CCSA Taweesin Vinanuyothin dalam konferensi pers harian.
Berdasarkan wilayah, Bangkok masih memuncaki daftar penularan kasus, dengan 1.054 kasus baru dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir dan 43 klaster aktif telah dilaporkan.
Sekitar 46.480 pasien sedang menjalani perawatan di rumah sakit nasional, dengan 1.221 di antaranya berada dalam kondisi kritis, menurut CCSA.
Thailand pada Jumat (28/5) mengumumkan bahwa negara itu menyetujui vaksin COVID-19 Sinopharm China untuk penggunaan darurat, menyusul persetujuan vaksin AstraZeneca, Sinovac, Johnson & Johnson dan Moderna.
Guna membantu mengendalikan wabah, pemerintah Thailand berencana meluncurkan kampanye inokulasi massal bulan depan dan menargetkan untuk memvaksinasi 70 persen dari hampir 70 juta populasinya hingga akhir tahun ini. [Xinhua]