ROMA – Sebuah penelitian terbaru mengungkap bukti bahwa virus corona baru kemungkinan telah beredar tanpa terdeteksi di bagian utara Italia pada akhir Agustus atau awal September 2019, beberapa bulan sebelum infeksi pertama dilaporkan secara resmi.
Laporan penelitian yang berjudul “Bukti molekuler SARS-CoV-2 dalam sampel yang dikumpulkan dari pasien dengan erupsi morbilliform sejak akhir musim panas 2019 di Lombardia, Italia Utara” disusun oleh tim beranggotakan 16 peneliti, termasuk empat peneliti senior, yakni tiga dari Universitas Milan dan satu dari Institut Tinggi Kesehatan di Roma.
Seorang petugas kebersihan yang memakai alat pelindung diri dan masker membersihkan lantai Piazza del Duomo di Milan, Italia, pada 31 Maret 2021. (Xinhua/Daniele Mascolo) Laporan setebal 27 halaman tersebut, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat dan diterbitkan di repositori SSRN pracetak pada awal Agustus tahun ini, didasarkan pada investigasi terhadap 435 sampel kulit yang dikumpulkan dari Daerah Lombardia untuk meneliti campak dan rubela dari 2018 hingga awal 2021.
Dari sampel-sampel kulit tersebut, para peneliti menemukan bukti infeksi molekuler SARS-CoV-2 pada 13 subjek, dengan kasus positif paling awal tertanggal 12 September 2019.
Sementara itu, tidak ditemukan adanya bukti infeksi yang jelas pada 281 sampel yang dikumpulkan antara Agustus 2018 hingga Juli 2019, sebut laporan itu.
“Kami memperkirakan progenitor SARS-CoV-2 dari infeksi yang diketahui pada manusia muncul akhir Juni hingga akhir Agustus 2019,” urai laporan tersebut. [Xinhua]