Meskipun beberapa bukti mungkin menunjukkan bahwa gejala yang ditimbulkan Omicron lebih ringan dibandingkan varian Delta sebelumnya, masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan akhir, kata sejumlah pakar WHO.
JENEWA, Karakteristik-karakteristik tertentu dari varian Omicron, termasuk penyebarannya yang mendunia dan sejumlah besar mutasi, menunjukkan bahwa varian tersebut dapat berdampak besar pada arah perkembangan pandemi COVID-19, kata pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (8/12).
Dengan varian Omicron saat ini sudah terdeteksi di 57 negara, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan pada konferensi pers bahwa varian tersebut dapat menyebar lebih cepat dibandingkan varian-varian sebelumnya.
“Saat ini kita mulai melihat gambaran konsisten dari peningkatan pesat dalam (tingkat) penularan, meskipun untuk sekarang tingkat kenaikan pastinya dibanding varian-varian lain masih sulit untuk diukur,” kata Ghebreyesus.
“Data yang berkembang di Afrika Selatan menunjukkan adanya peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron, tetapi dibutuhkan lebih banyak data lagi untuk menarik kesimpulan yang lebih tegas,” tambahnya.
Meskipun beberapa bukti mungkin menunjukkan bahwa gejala yang ditimbulkan Omicron lebih ringan dibandingkan varian Delta sebelumnya, masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan akhir, kata sejumlah pakar WHO.
Menurut Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan (Health Emergencies Program) WHO, kendati sifat evolusi dari virus itu dapat membuatnya lebih menular saat bermutasi, ini tidak serta merta membuat virus tersebut jadi lebih lemah, seperti yang disebut-sebut oleh beberapa “legenda urban”.
Soal apakah suatu mutasi ternyata lebih jinak atau lebih mematikan adalah masalah kebetulan, katanya.
Seiring berkembangnya studi tentang varian terbaru COVID-19 tersebut, WHO menjelaskan masih dibutuhkan beberapa hari bahkan hingga beberapa pekan ke depan untuk data epidemiologi global masuk, dianalisis, dan kemudian menarik kesimpulan yang tegas.
Masih terlalu dini pula untuk mengatakan Omicron dapat mengakibatkan penurunan signifikan dalam efektivitas vaksin, ungkap Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan.
Saat ini, WHO meminta semua negara untuk meningkatkan upaya pengawasan, pengujian, dan pengurutan gen, serta mengirimkan lebih banyak data ke Platform Data Klinis WHO menggunakan formulir pelaporan kasus daring yang telah diperbarui. [Xinhua]