MANILA – Departemen Kesehatan Filipina pada Jumat (9/4) melaporkan 12.225 kasus baru COVID-19, menambah total kasus di negara Asia Tenggara itu menjadi 840.554.
Angka kematian naik menjadi 14.520 setelah tambahan 401 pasien meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh virus itu, menurut pihak departemen.
Filipina, dengan populasi sekitar 110 juta jiwa, telah melakukan pengujian terhadap lebih dari 9,9 juta orang sejak wabah COVID-19 mulai merebak pada Januari 2020.
Ranjit Rye, seorang profesor di Universitas Filipina, mengatakan tingkat penularan di Metro Manila dan empat daerah di sekitarnya masih tercatat di atas angka 1, yang berarti setiap kasus COVID-19 dapat menginfeksi lebih dari satu orang.
Rye, yang juga merupakan anggota kelompok riset independen OCTA Research Group yang menganalisis data COVID-19 dari Departemen Kesehatan Filipina, mengatakan bahwa angka rata-rata untuk kasus harian baru masih tergolong “sangat tinggi.”
Pemerintah memberlakukan kembali aturan karantina wilayah (lockdown) yang ketat di Metro Manila dan empat area yang “berisiko tinggi” guna meredam penularan virus dan mengendalikan jumlah penerimaan pasien dalam kondisi kritis di rumah sakit.
“Kekhawatiran yang terus berlanjut adalah bahwa kapasitas rumah sakit di (Metro Manila dan empat daerah di sekitarnya) masih berada pada tingkat kritis. Kami perlu waktu untuk meredam lonjakan ini,” kata Rye.
Kelompok riset tersebut menekankan perlunya mematuhi kebijakan lockdown yang ketat untuk menghentikan penularan. “Kita tidak bisa melakukan pembukaan sebelum waktunya karena ini dapat mempercepat lonjakan kasus,” ujar Rye.
Pemerintah akan memutuskan apakah pihaknya akan memperluas atau mempertahankan aturan yang telah diberlakukan kembali hampir dua pekan lalu. [Xinhua]