Semakin banyak negara dan kawasan menangguhkan penerbangan dari negara-negara Afrika bagian selatan karena varian baru ini, yang mencetuskan kekhawatiran serius di kalangan ilmuwan dan peneliti serta memicu kemerosotan besar-besaran saham di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.
LONDON, Dua kasus varian virus corona Omicron telah terdeteksi di Inggris, demikian disampaikan Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid pada Sabtu (27/11).
Kasus-kasus yang terdeteksi di Chelmsford dan Nottingham itu saling “berhubungan,” dan kedua individu kini menjalani karantina mandiri bersama seisi rumah mereka, sementara tes lebih lanjut dan penelusuran kontak tengah berlangsung, kata sang menteri.
Sementara itu, mulai Minggu (28/11) pukul 04.00 GMT (11.00 WIB) tambahan empat negara dimasukkan ke dalam “daftar merah” perjalanan Inggris, yakni Angola, Mozambik, Malawi, dan Zambia.
Pemerintah Inggris sebelumnya telah menambahkan Afrika Selatan, Botswana, Lesotho, Eswatini, Zimbabwe, dan Namibia ke dalam daftar merah perjalanannya. Penerbangan dari negara-negara ini ke Inggris ditangguhkan hingga Minggu pukul 04.00 GMT ketika karantina hotel sudah berjalan.
Penumpang yang tiba di Inggris dari negara-negara ini mulai Minggu pukul 04.00 GMT akan diwajibkan untuk memesan dan membayar di hotel yang disetujui pemerintah untuk menjalani karantina selama 10 hari. Pemerintah Inggris mendesak orang-orang yang belum lama ini tiba dari negara-negara tersebut untuk menjalani tes.
Memperingatkan bahwa beberapa langkah kebijakan baru mungkin akan diterapkan, Javid mengatakan, “Kami selalu mengatakan dengan sangat jelas bahwa kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika itu yang diperlukan.”
Omicron, yang juga disebut varian B.1.1.529, juga telah teridentifikasi di Afrika Selatan, Botswana, Belgia, Israel, dan kemungkinan di negara-negara serta kawasan lainnya.
Semakin banyak negara dan kawasan menangguhkan penerbangan dari negara-negara Afrika bagian selatan karena varian baru ini, yang mencetuskan kekhawatiran serius di kalangan ilmuwan dan peneliti serta memicu kemerosotan besar-besaran saham di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (26/11) menyatakan varian terbaru B.1.1.529 dari SARS-CoV-2 sebagai “variant of concern“, tingkat yang paling serius, dan secara resmi memberinya nama Yunani Omicron. WHO meminta negara-negara untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan (sequencing) guna memerangi varian baru tersebut.
Para ilmuwan masih belum dapat memastikan apakah antibodi yang ada akan bereaksi dengan baik terhadap Omicron, yang memiliki 32 mutasi protein lonjakan, lebih banyak dibandingkan varian-varian yang ditemukan sebelumnya. [Xinhua]