CANBERRA – Pemerintah federal dan negara bagian di Australia sepakat untuk mengurangi separuh jumlah orang yang diizinkan memasuki negara tersebut setiap pekannya sebagai respons atas merebaknya wabah COVID-19.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Jumat (2/7) menyampaikan bahwa batas kedatangan internasional akan dipangkas 50 persen setelah menggelar pertemuan Kabinet Nasional dengan para pemimpin negara bagian dan teritorial. Hal itu berarti negara tersebut hanya akan menerima kedatangan sekitar 3.000 orang per pekan.
Langkah itu muncul saat sebagian besar wilayah di negara tersebut memerangi wabah virus corona yang awalnya merebak dari hotel karantina, dengan 10 juta lebih warga Australia dikenai kebijakan karantina wilayah (lockdown).
“Kami telah menyaksikan terjadinya banyak pelanggaran, terutama sebagai akibat dari prosedur pengendalian infeksi dan kesalahan manusia, dan sebagainya,” ujar Morrison.
“Isu-isu itu harus terus diperkuat, jadi mengurangi batas tersebut tidak hanya menjadi tindakan antisipasi belaka. Namun, mengingat virulensi khusus dari galur (strain) Delta, diyakini bahwa langkah tersebut merupakan tindakan yang bijaksana saat kami masih berada di fase untuk menekan laju penyebaran virus,” imbuhnya.
Kabinet Nasional juga menyetujui empat tahap “jalan keluar dari COVID-19” dengan tujuan memperlakukan virus itu sebagaimana penyakit menular lainnya.
Tahap pertama dari jalan keluar itu akan mencakup uji coba kebijakan karantina alternatif, termasuk karantina di rumah, untuk pelancong internasional yang telah mendapatkan vaksinasi penuh di Australia.
Di bawah tahap kedua, yang akan dimulai saat Australia mencapai target vaksinasi yang belum ditentukan, batas penumpang masuk (inbound) akan diterapkan bagi pelancong pulang yang belum divaksin, dan akan ada batas yang lebih besar untuk pelancong pulang yang telah divaksin.
“Kebijakan kami mungkin mencakup … melonggarkan pembatasan terhadap warga yang telah divaksin, seperti lockdown dan kontrol perbatasan,” tutur Morrison.
“Lockdown hanya akan diterapkan dalam kondisi yang ekstrem untuk mencegah peningkatan jumlah rawat inap dan kematian,” kata Morrison. “Kami akan menerapkan pembatasan masuk bagi pemegang visa pelajar dan ekonomi, tergantung dari pengaturan dan ketersediaan di (fasilitas) karantina.”
Tahap ketiga dan keempat akan melonggarkan lebih lanjut pembatasan perjalanan. [Xinhua]