WELLINGTON – Sebuah prototipe aplikasi yang memakai kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mendiagnosis pneumonia, yang dikembangkan di Selandia Baru, menghasilkan penghargaan internasional bagi pengembangnya.
Company-X yang berbasis di Selandia Baru pada Kamis (29/7) mengatakan bahwa pengembang perangkat lunak seniornya, Jiadong Chen, membuat sebuah pengklasifikasi citra untuk mendeteksi pneumonia akibat bakteri dan virus dengan menggunakan Microsoft Azure Artificial Intelligence dan Unity. Berkat ciptaannya ini, Chen memenangkan penghargaan Most Valuable Professional Global Cloud Skills Challenge Microsoft.
“Staf medis di seluruh dunia telah menunjukkan keberanian dan ketangguhan dalam perjuangan melawan COVID-19, bahkan ada yang sampai mengorbankan nyawanya saat menjalankan tugas. Sebagai orang awam, sebagai seorang programmer, saya juga ingin membantu,” ujar Chen.
“Gagasan pertama saya adalah menggunakan Azure dan Unity untuk mengimplementasikan pengklasifikasi citra yang dapat digunakan dalam radiografi dada paru-paru. Selain di industri gim, Unity juga dapat berperan di industri-industri lain, jadi saya pikir menggabungkan Azure dan Unity untuk menciptakan sejumlah fitur yang dapat membantu orang lain merupakan ide yang menarik.”
Chen, pemenang enam kali penghargaan Microsoft Most Valuable Professional untuk kategori Developer Technologies, adalah salah satu dari 3.000 peraih penghargaan Microsoft Most Valuable Professional secara internasional.
Microsoft Azure AI merupakan portofolio layanan AI yang dirancang untuk pengembang perangkat lunak dan ilmuwan data. Sementara Unity adalah platform terdepan untuk membuat konten interaktif dan waktu nyata (real-time) dalam 2D, 3D, dan realitas virtual. [Xinhua]