TEHERAN – Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Minggu (22/8) meminta Jepang untuk memulihkan aset negaranya yang dibekukan di bank-bank Jepang dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi yang sedang berkunjung.
“Penundaan pembebasan aset Iran di bank-bank Jepang tidak dapat dibenarkan,” kata Raisi kepada Motegi, menurut sebuah laporan yang diterbitkan di situs web resmi Kepresidenan Iran.
Sekitar 3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (1 dolar AS = Rp14.464) aset Iran yang sebagian besar bersumber dari ekspor minyak dan gas telah dibekukan di bank-bank Jepang sejak AS secara sepihak keluar dari perjanjian nuklir Iran dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran dan pihak ketiga mana pun yang berurusan dengan sistem perbankan Iran.
Merespons sanksi AS tersebut, Iran secara bertahap berhenti menerapkan sebagian dari komitmennya terhadap kesepakatan nuklir sejak Mei 2019, dengan enam putaran pembicaraan di Wina pada April hingga Juni sejauh ini gagal merevitalisasi kesepakatan itu.
Terkait situasi di negara tetangga, Afghanistan, Raisi menyambut baik upaya Jepang dan negara-negara lain di kawasan untuk membantu membangun perdamaian dan stabilitas di negara Asia tersebut dan di kawasan.
Dalam kesempatannya, Motegi mengucapkan selamat kepada Raisi atas pelantikannya sebagai presiden Iran, dan menyampaikan keinginan Jepang untuk mengembangkan hubungan dengan Iran. [Xinhua]