TOKYO – Ekspor Jepang pada paruh pertama (H1) 2021 melonjak 23,2 persen dari setahun sebelumnya, mencatatkan pertumbuhan terbesar secara tahunan (year on year) dalam 11 tahun. Hal itu juga menunjukkan rebound ekonomi global dari resesi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, tunjuk data pemerintah seperti dilansir oleh media setempat pada Rabu (21/7).
Lonjakan itu menjadi yang tertinggi dalam basis enam bulanan sejak kenaikan sebesar 37,9 persen dibukukan pada paruh pertama 2010 saat ekonomi dunia tengah pulih dari krisis finansial global, ungkap laporan awal yang dirilis oleh Kementerian Keuangan Jepang.
Nilai ekspor selama periode enam bulan pertama dari Januari hingga Juni tersebut tumbuh menjadi 39,86 triliun yen (1 yen = Rp132), melampaui level prapandemi yakni 38,25 triliun yen yang tercatat pada paruh pertama 2019. Ekspor Jepang selama enam bulan hingga Juni didorong oleh lonjakan pengiriman mobil sebesar 32,8 persen serta kenaikan ekspor suku cadang otomotif sebesar 38,8 persen.
Impor juga menguat 12,2 persen dari setahun sebelumnya menjadi 38,87 triliun yen, kenaikan tertinggi sejak lonjakan 15,9 persen pada paruh pertama 2017, yang menunjukkan rebound harga minyak mentah dan pemulihan di sektor konsumsi dalam negeri.
Hasilnya, Jepang meraup surplus perdagangan barang senilai 984,99 miliar yen pada periode Januari-Juni, sekaligus membukukan laba dalam periode enam bulan untuk kali kedua berturut-turut.
Selama Juni saja, ekspor Jepang melonjak 48,6 persen dari setahun sebelumnya menjadi 7,22 triliun yen, sementara impor naik 32,7 persen menjadi 6,84 triliun yen.
Neraca perdagangan mencatatkan surplus 383,18 miliar yen, usai mengalami defisit 189,36 miliar yen sebulan sebelumnya.
Semua data tersebut dikumpulkan setelah diproses prosedur bea cukai. [Xinhua]