Foto dari udara yang diabadikan pada 23 Desember 2023 ini menunjukkan pembangkit listrik tenaga surya di Kota Tangshan, Provinsi Hebei, China utara. (Xinhua/Yang Shiyao)
China memberikan kontribusi besar dalam memerangi perubahan iklim dengan memangkas biaya energi ramah lingkungan secara drastis, kata seorang eksekutif terkemuka Jerman.
FRANKFURT, 29 April (Xinhua) — China memberikan kontribusi besar dalam memerangi perubahan iklim dengan memangkas biaya energi ramah lingkungan secara drastis, demikian diungkapkan seorang eksekutif terkemuka Jerman dalam wawancara eksklusif dengan Xinhua.
Melalui produksi berskala, China telah menekan biaya ke tingkat yang rendah dalam kurun waktu 10 tahun sehingga tenaga surya kini telah menjadi sumber energi termurah, kata Herbert Diess, Ketua Dewan Pengawas Infineon Technologies.
Diess mengatakan penurunan harga tersebut merupakan “keuntungan yang sangat besar,” dan ketika puluhan tahun mendatang kita melihat kembali ke belakang, China mungkin akan menjadi negara yang berkontribusi paling besar dalam mengatasi perubahan iklim.
Foto dari udara yang diabadikan dengan drone pada 10 Januari 2024 ini menunjukkan sejumlah turbin angin di Liutang, Wilayah Otonom Etnis Tujia Shizhu, Chongqing, China barat daya. (Xinhua/Huang Wei)
Seperti tenaga angin dan tenaga surya, teknologi energi baru diperkirakan akan menjadi “semakin murah setiap bulannya” seiring semakin ketatnya persaingan di pasar otomotif China, kata Diess.
Dia sepakat dengan pendapat beberapa produsen mobil Jerman yang secara eksplisit menentang langkah-langkah Uni Eropa (UE) yang akan memberlakukan tarif impor tambahan terhadap kendaraan listrik China. itu “cara yang keliru untuk dilakukan saat ini,” ujar Deiss, seraya menjelaskan bahwa jika salah satu pihak memutuskan untuk menaikkan tarif, pihak lain akan mengikutinya dan harga mobil akan menjadi lebih mahal.
“Pada akhirnya, para produsen mobil Eropa tidak dapat mendukung pajak impor di sini karena hal itu juga akan merugikan mereka,” tambahnya.
Industri otomotif Jerman berinvestasi di China karena negara itu telah menjadi “klaster baru untuk kendaraan energi baru,” ujarnya.
China tidak hanya memiliki pasar kendaraan energi baru terbesar, tetapi juga perusahaan-perusahaan otomotif, produsen komponen, dan teknologi mutakhir, seperti teknologi swakemudi, yang paling kompetitif.
“Jika Anda ingin sukses dalam jangka panjang, Anda harus berada di China saat ini, dan ini tidak hanya berlaku di bidang manufaktur. Anda juga harus melakukan penelitian dan pengembangan di China.”
Foto yang diabadikan pada 24 April 2024 ini menunjukkan lini perakitan kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) dari BYD, produsen NEV terkemuka China, di pabrik BYD di Zhengzhou, Provinsi Henan, China tengah. (Xinhua/Li Jianan)
Sementara itu, produsen mobil China yang ingin memenangkan pasar UE harus “menjadi pemain lokal, memahami pelanggan lokal, membuat rencana selama satu atau dua dekade, dan tidak berharap bahwa dalam waktu setengah tahun Anda dapat memenangkan permainan,” ujar Deiss. [Xinhua]