NANNING – Kopi dari Indonesia, bantal lateks dari Thailand, dan berbagai produk lainnya dari 1.500 lebih perusahaan global berhasil menarik banyak pengunjung ke ajang China-ASEAN Expo daring yang berjalan mulus tanpa gangguan.
Pameran daring itu diluncurkan tahun lalu, dan sampai saat ini, situs webnya telah mencatat lebih dari 22,7 juta kunjungan.
“Pameran daring ini beroperasi sepanjang tahun sejak diluncurkan. Ini benar-benar sebuah pameran yang tak pernah berakhir,” ujar Wang Lei, sekretaris jenderal sekretariat pameran tersebut.
Pameran tersebut berhasil menarik minat 1.517 perusahaan, yang didominasi perusahaan-perusahaan dari negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). ASEAN menjadi mitra dagang terbesar China pada 2020 dan terus mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat tahun ini, dengan volume perdagangan bilateral mencapai 630,54 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.199) pada tiga kuartal pertama, naik 31,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Berkat pengembangan komputasi awan, mahadata (big data), dan sejumlah teknologi lainnya, beragam bentuk ekonomi digital, seperti perdagangan elektronik (e-commerce) dan pembayaran digital, membantu mendongkrak kerja sama perdagangan dan ekonomi China-ASEAN.
“Lebih banyak buah-buahan Thailand memasuki pasar China melalui platform-platform e-commerce daring,” ujar Qin Qingxian, pengelola perusahaan teknologi pertanian. Dia menambahkan bahwa durian sangat disukai oleh konsumen China dan penjualan daringnya melonjak tahun ini.
Sejak 2016, China telah membentuk mekanisme kerja sama e-commerce bilateral dengan 22 negara di seluruh dunia, membantu beragam produk seperti kopi, kacang, dan durian dari negara-negara ASEAN menjadi laris terjual di berbagai platform e-commerce China.
Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi di China selatan, yang berbatasan dengan Vietnam, salah satu negara ASEAN, merupakan perbatasan dan jendela bagi pembukaan dan kerja sama China dengan ASEAN. Mulai Januari hingga Juli tahun ini, aktivitas impor dan ekspor Guangxi di e-commerce lintas batas melonjak 446,3 persen (yoy).
“Nanning, ibu kota Guangxi, memperkenalkan Huawei dan sejumlah perusahaan terkemuka lainnya sembari mengembangkan sebuah batch perusahaan lokal berkualitas tinggi,” ujar Zhang Chun, wakil kepala biro pengembangan mahadata di kota tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, China dan ASEAN bersatu guna memperkuat kerja sama bilateral di bidang 5G, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), e-commerce, mahadata, dan bidang-bidang lainnya.
China-ASEAN Information Harbor Co., Ltd., sebuah perusahaan teknologi informasi yang berbasis di Guangxi, berkomitmen terhadap kerja sama industri digital dan informasi China-ASEAN. Perusahaan itu telah meluncurkan sejumlah proyek di industri digital dan komunikasi bersama negara-negara ASEAN.
“Ekonomi digital ASEAN berada di jalur cepat pembangunan, dan ada potensi besar bagi kedua pihak untuk menjalin kerja sama industri,” kata Lu Dongliang, presiden perusahaan itu. [Xinhua]