MANILA – Pandemi COVID-19 mendorong sekitar 75 hingga 80 juta orang lagi di negara-negara berkembang Asia dan Pasifik ke jurang kemiskinan ekstrem pada 2020, menurut laporan terbaru Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) yang dirilis pada Selasa (24/8).
Laporan bertajuk Indikator Kunci untuk Asia dan Pasifik (Key Indicators for Asia and the Pacific) 2021 tersebut memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 mengancam kemajuan Asia dan Pasifik dalam mencapai target-target penting di bawah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG).
Laporan itu menyebut bahwa pandemi yang melanda dunia pada awal tahun lalu itu “telah memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi yang sudah berlangsung lama yang dialami oleh jutaan orang yang hidup di bawah atau dekat garis kemiskinan.”
Seiring dampak-dampak sosioekonomi terus terungkap, kata laporan itu, “orang-orang yang sudah harus bersusah payah memenuhi kebutuhan hidup berisiko terperosok ke dalam kemiskinan.”
Dengan asumsi pandemi telah memperbesar ketidaksetaraan, laporan itu lebih lanjut memperingatkan bahwa peningkatan relatif kemiskinan ekstrem bisa jadi bahkan lebih besar lagi.
Menurut laporan itu, per 2017, sekitar 203 juta orang atau 5,2 persen dari populasi negara-negara berkembang di Asia hidup dalam kemiskinan ekstrem. Tanpa pandemi COVID-19, angka itu diperkirakan akan menurun menjadi sekitar 2,6 persen pada 2020.
Untuk mencapai SDG pada 2030 mendatang, para pembuat keputusan “perlu memanfaatkan data yang berkualitas tinggi dan tepat waktu sebagai panduan dalam mengambil tindakan demi memastikan pemulihan tersebut tidak meninggalkan siapa pun, terutama kalangan miskin dan rentan,” kata Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada dalam pernyataannya. [Xinhua]