NAIROBI – Populasi gajah di Kenya secara bertahap naik dengan persentase tahunan sekitar 2,8 persen dalam 30 tahun terakhir di tengah menurunnya angka perburuan liar, demikian disampaikan sebuah institut penelitian margasatwa pada Minggu (11/4).
Institut Penelitian dan Pelatihan Margasatwa (Wildlife Research and Training Institute/WRTI) yang dikelola negara mengatakan bahwa Kenya mencatat penurunan angka perburuan sebesar sekitar 96 persen. Sebagai pembanding, Kenya kehilangan 386 gajah akibat perburuan pada 2013 dan kehilangan 11 ekor tahun lalu.
“Keberhasilan ini dapat dikaitkan dengan meningkatnya inisiatif pemerintah untuk memerangi perburuan dan perdagangan bagian tubuh hewan, serta kerja sama berkelanjutan dengan para mitra nasional maupun internasional untuk menghentikan perdagangan gading,” kata WRTI dalam pernyataannya.
Institut tersebut menambahkan bahwa meski Kenya tahu perburuan merupakan penyebab utama penyusutan populasi gajah di masa lalu, peningkatan populasi manusia yang disusul perubahan dalam sistem kepemilikan dan penggunaan lahan menyebabkan penyempitan ruang jelajah gajah serta hilangnya koridor dan area persebaran hewan itu. Hal ini memicu meningkatnya interaksi antara gajah dan manusia, yang sering kali berujung konflik.
“Saat ini, konflik manusia-gajah dan hilangnya koridor serta wilayah persebaran gajah merupakan tantangan utama dalam upaya konservasi dan pengelolaan gajah di Kenya,” sebut WRTI itu. [Xinhua]