WARTABUANA – Kamerun berhasil menjadi jawara Piala Afrika. Kemenangan sekaligus memupus harapan penantian 15 tahun lamanya.
Kamerun unggul 2-1 kala melawan Mesir pada pertandingan final turnamen edisi 2017, Ahad malam. Keberhasilan ini adalah buah dari kekukuhan pelatih Hugo Broos dalam mempertahankan skuad timnas dari negeri di Afrika Tengah itu.
Pelatih asal Belgia ini dikritik oleh media lokal Kamerun setelah dipilih menjadi pelatih Februari tahun silam karena banyak mencampakkan pemain-pemain berpengalaman dan sebaliknya lebih mempercayai pemain-pemain kurang dikenal.
Namun langkah berani Broos itu kemudian berbuah manis setelah skuadnya mempersembahkan trofi ketika pemain pengganti Vincent Aboubakar mencetak gol penentu juara setelah sundulan Nicolas Nkoulou berhasil menyamakan gol Mesir yang dicetak Mohamed Elneny.
“Ketika saya datang ke Kamerun setahun lalu, saya mendapati sekelompok pemain tua dan tak punya motivasi. Saya harus mengubahnya,” kata Broos kepada wartawan.
“Saya sedikit mengubah tim, memasukkan beberapa pemain muda dan saya kira itu berhasil,” ujarnya.
Mesir diperkuat para pemain berpengalaman seperti duo Ahmed Fathi dan kiper Essam El Hadary yang sudah tujuh kali memperkuat negaranya pada Piala Afrika, sedangkan Kamern hanya memiliki Nkoulou yang pernah bermain pada babak knockout Piala Afrika sebelum turnamen edisi ini.
Di tengah absennya para pemain senior seperti Joel Matip, Aurelien Chedjou dan Eric-Maxim Choupo Moting, para pemain muda seperti Christian Bassogog dan Fabrice Ondoa bersama dengan bek tengah berpengaruh Michael Ngadeu Ngadjui telah membuktikan mereka mampu mengemban tugas.
“Ini awal yang baik. Saya tidak memasalahkan pers mengkritik pemain-pemain saya, yang saya minta adalah mereka adil dan objektif,” tandas Broos seperti dikutip Reuters.[]