JAKARTA,WB – Dibalik mundurnya Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahya Purnama (Ahok) dari Partai Gerindra, ada sosok Muhammad Taufik selaku Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta yang paling getol mengkritik sikap Ahok yang dianggap arogan, tidak tau diri, dan semena-mena. Menyikapi itu, aktivis Mabes Anti Korupsi, Rahman Latuconsina menilai kalau Taufik lah yang dianggap tidak tahu diri karena berani mengkritik sikap Ahok.
Jika dilihat dari rekam jejaknya, kata Rahman, ada perbedaan yang sangat jauh antara Ahok dengan Taufik, perbedaan itu bagaikan langit dan bumi.
Menurutnya, Ahok selama ini dikenal sebagai orang yang tegas, jujur, dan berani melakukan perubahan struktur birokrasi di Pemrov DKI yang cenderung korup. Sementara Taufik dikenal sebagai kader yang berhasil membawa citra buruk partai karena pernah tersangkut kasus korupsi pada saat menjabat sebagai Ketua KPU DKI Jakarta tahun 2003-2004.
“Ahok dan MT (Muhammad Taufik) sangat sangat jauh berbeda, bagaikan Langit dan Bumi, Ahok merupakan Pejabat dan Elite partai yang bersih dan jujur sedangkan MT sebaliknya, dia mantan NAPI dan Eks Koruptor,” ujar Rahman kepada Wartabuana, Jumat (19/9/2014).
Selain itu, kata Rahman, Taufik tercatat menjadi satu-satunya anggota DPRD DKI yang berstatus sebagai mantan Narapidana kasus korupsi. Dan, apabila Gerindra setuju dengan pemilihan kepala daerah melalui DPRD, maka calon kepala daerah itu nantinya bisa dipilih oleh orang-orang seperti Taufik yang pernah tersandra dengan kasus korupsi.
”Jadi memang sudah seharusnya sosok MT sadar diri, dan banyak belajar dari sosok Ahok. Karena sampai kapan pun MT bukanlah sosok yang pas guna disejajajarkan dengan Politisi sekaliber Ahok,” tuturnya.
Rahman menambahkan, sebenarnya banyak bukti yang menyebutkan bahwa Taufik tidak memiliki prestasi saat menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra DKI. ”Tengok saja bualannya memenangkan Prabowo-Hatta pada Pilpres kemarin, Jeblok.” Oleh karenanya, Ia merasa pengunduran diri Ahok membawa kerugian besar bagi Gerindra.
“Sebenarnya Partai GERINDRA sangat merugi ditinggalkan Kader yang merupakan salah satu Putra terbaik bangsa seperti Ahok,” tambahnya.
Ketua Presidium Mabes Anti Korupsi ini juga menilai, perseturuan antara Ahok dengan Taufik akan menjadi perseturuan abadi. Pasalnya, Ahok sebentar lagi akan menjabat sebagai Gubernur DKI menggantikan Joko Widodo, sementara Taufik selama ini dikenal sebagai pungawa DPRD DKI. Padahal, antara Gubernur dan DPRD harusnya punya kesamaan visi untuk membangun kerja sama yang baik demi mensejahtrakan rakyatnya[]