ROMA – Luigi Mattiolo, penasihat diplomatik senior untuk Perdana Menteri Italia Mario Draghi, pada Selasa (26/10) mengatakan bahwa KTT Para Pemimpin Kelompok 20 (Group of Twenty/G20) mendatang secara luas akan berfokus pada tiga bidang utama, yaitu perubahan iklim, kesehatan, dan pemulihan ekonomi global.
Berbicara kepada wartawan via konferensi video, Mattiolo mengatakan bahwa diskusi tentang perubahan iklim akan menilai kemajuan yang dicapai menjelang pertemuan ke-26 Konferensi Para Pihak PBB tentang Perubahan Iklim (COP26) yang akan diadakan di Skotlandia. Sementara negosiasi terkait kesehatan akan berfokus pada isu-isu seperti pendistribusian vaksin COVID-19 dan cara-cara meningkatkan kesiapsiagaan pandemi.
Para negosiator juga akan mempertimbangkan cara-cara untuk memperkuat pemulihan ekonomi global pascapandemi dan menjadikan pertumbuhan ekonomi lebih berkelanjutan, sebut Mattiolo.
KTT G20 tersebut, yang dijadwalkan digelar pada akhir pekan ini, juga akan bertujuan untuk membantu menghadapi krisis global, seperti pandemi virus corona, dan akan menilai situasi di Afghanistan setelah runtuhnya pemerintahan negara itu.
Pembicaraan tingkat menteri yang sudah berjalan lama tentang keuangan, ketenagakerjaan, pendidikan, hubungan luar negeri, pembangunan, perlindungan lingkungan, energi, budaya, perdagangan, dan pertanian juga menjadi agenda acara tersebut.
Pokok-pokok yang menjadi sorotan dalam pertemuan tingkat menteri tahun ini termasuk pertemuan tingkat tinggi bidang keuangan yang berfokus pada reformasi pajak internasional, pembahasan tentang ketenagakerjaan yang sebagian difokuskan pada kesetaraan gender, negosiasi pendidikan seperti dampak pandemi pada sistem pendidikan, serta diskusi tentang lingkungan dan energi, sebagai persiapan untuk KTT iklim COP26 mendatang.
Masing-masing dari rangkaian pembicaraan yang telah diadakan sebelumnya pada tahun ini tersebut diakhiri dengan deklarasi final yang akan disampaikan secara resmi kepada para kepala negara dan pemerintahan untuk diadopsi.
“Peran utama KTT besar itu adalah untuk meninjau dan mengadopsi kesimpulan dari banyak kelompok kerja, gugus tugas, dan pertemuan-pertemuan tingkat menteri,” ujar Antonio Villafranca, koordinator penelitian sekaligus kepala Program Eropa di Institut Studi Politik Internasional (Institute for International Political Studies/ISPI), sebuah lembaga pemikir, kepada Xinhua. “Di Roma, para pemimpin tersebut akan menilai apa yang telah dilakukan dan apa yang masih bisa dilakukan.”
Menurut Villafranca, salah satu isu yang tersisa untuk diputuskan adalah apakah para pemimpin itu akan menyerukan pembatasan atau penghapusan insentif yang mendukung penggunaan bahan bakar fosil di negara-negara anggota G20.
Keputusan ini akan menjadi signifikan karena negara-negara anggota G20 menyumbang sekitar 80 persen dari penggunaan energi primer dunia, menurut laporan ISPI.
Jika para pemimpin tersebut sepakat untuk mengurangi insentif bahan bakar fosil, hal itu juga akan memberikan dorongan untuk negosiasi iklim menjelang gelaran negosiasi iklim COP26, yang akan berlangsung tepat setelah KTT Para Pemimpin G20 ditutup.
Namun, menurut Raffaele Marchetti, seorang profesor hubungan internasional di Universitas LUISS di Roma, efektivitas G20 tidak boleh diukur berdasarkan kemampuannya dalam membuat keputusan.
“Cara yang tepat untuk memandang G20 adalah sebagai sebuah forum perbincangan antara para pemimpin global mengenai topik-topik penting,” kata Marchetti kepada Xinhua. “Itu bukan badan untuk membuat keputusan besar. Akan tetapi, keputusan tersebut dapat muncul dari diskusi-diskusi dalam konteks G20.”
“Forum-forum lainnya seperti PBB, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), atau Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terlalu besar untuk difokuskan. Sementara G7 (Group of Seven) terlalu sempit dan terlalu didominasi oleh negara-negara Barat,” tambah Marchetti.
“Akan tetapi, G20 mencakup kekuatan timur dan barat. Di sebagian besar area, kelompok itu merupakan forum terbaik di mana kekuatan-kekuatan besar, seperti Amerika Serikat, China, dan Uni Eropa, semuanya terlibat.” [Xinhua]