TOKYO – Para atlet dari Tim Paralimpiade Pengungsi (Refugee Paralympic Team/RPT) pada Senin (23/8) menyerukan agar timnya dapat diterima dengan atlet dari negara lainnya menyusul pengumuman pembawa bendera RPT untuk upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo di Tokyo.
Alia Issa, seorang pengungsi Suriah yang tinggal di Yunani dan Abbas Karimi, warga Afghanistan yang tinggal di Amerika Serikat (AS), akan membawa bendera bersama untuk RPT dalam upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020 pada Selasa (24/8). “Saya sangat bangga dan senang,” kata Issa. “Saya tidak pernah menyangka bahwa saya akan berada di sini dengan RPT. Saya tidak pernah menyangka saya akan dapat mengibarkan bendera di Tokyo. Saya tidak pernah menyangka bahwa saya dapat berlaga di Paralimpiade.”
Sebagai pengungsi wanita pertama yang bertanding di Paralimpiade, Issa menunjukkan bahwa merupakan “suatu kehormatan besar” baginya untuk berada bersama tim tersebut. “Saya ingin berbagi dengan para wanita penyandang disabilitas di sekitar saya: jangan berdiam diri di rumah. Cobalah berolahraga setiap hari untuk dapat melihat dunia luar. Saya berharap menjadi contoh pertama yang dapat dijadikan teladan,” tambah atlet club throw tersebut.
Ibrahim Al Hussein adalah pengungsi Suriah yang tinggal di Yunani, yang akan bertanding dalam renang nomor 50 meter gaya bebas putra dan 100 meter gaya dada putra di Paralimpiade Tokyo. Bertanding di Paralimpiade keduanya, Al Hussein mengakui bahwa ada “perbedaan yang signifikan.”
“Saya sangat senang bisa datang ke Tokyo. Saya merasa gugup tiba di sini. Saya senang bisa bertemu teman-teman yang tidak bisa saya lihat (sebelumnya) karena COVID-19,” kata Al Hussein. “Pertama-tama, ini adalah keputusan yang mendadak, jadi saya sangat terkejut. Saya bertekad untuk memberikan harapan, dengan demikian saya memiliki perspektif yang lebih jelas tentang masalah pengungsi.”
Kehilangan kaki kanannya saat coba membantu seorang teman yang ditembak oleh seorang penembak runduk di negara kelahirannya, Al Hussein percaya bahwa dia mewakili “12 juta pengungsi penyandang disabilitas” saat dirinya berkompetisi di Paralimpiade Tokyo.
“Saya ingin menyampaikan pesan agar mereka bisa melangkah maju menuju Paralimpiade 2024,” tutur Al Hussein. “Saya ingin meningkatkan kesadaran, bersama para atlet lainnya, kepada 82 juta pengungsi dan 12 juta pengungsi penyandang disabilitas.” [Xinhua]