HANOI – Lebih dari 993.000 pelajar sekolah menengah atas (SMA) di Vietnam pada Rabu (7/7) mulai mengikuti ujian akhir nasional dengan penerapan langkah-langkah pengendalian COVID-19 yang ketat, demikian dilaporkan Vietnam News Agency.
Ujian tahunan itu berlangsung saat Vietnam masih memerangi gelombang terbesar penularan COVID-19, yang mulai merebak pada akhir April dan telah menyebar ke lebih dari 50 kota dan provinsi di seluruh penjuru negeri.
Sementara sebagian besar pelajar mengikuti ujian pada Rabu dan Kamis (8/7), hampir 11.600 siswa yang teruji positif COVID-19 atau bermukim di daerah yang berisiko tinggi dilanda pandemi akan menjalani ujian belakangan, kata Kementerian Pendidikan dan Pelatihan Vietnam seperti dilansir oleh kantor berita tersebut.
Pemerintah daerah diperbolehkan menunda penyelenggaraan ujian jika diperlukan demi memastikan keselamatan dan keadilan bagi siswa, menurut laporan itu. Di beberapa daerah seperti zona penyebaran epidemi di sebelah selatan, Ho Chi Minh City, tes asam nukleat berskala besar dilakukan untuk semua pelajar dan personel yang bertugas dalam ujian.
Seperti tahun lalu, para peserta diwajibkan menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan mendisinfeksi kedua tangan sebelum memasuki lokasi ujian, serta mengenakan masker medis selama ujian.
Lebih dari 1 juta pelajar terdaftar mengikuti ujian nasional tahun ini, papar kementerian itu, dibandingkan dengan jumlah tahun lalu yang sedikit di atas 900.000.
Ujian tersebut mencakup empat bagian, termasuk sastra, matematika, bahasa asing, dan salah satu dari dua kelompok bidang keilmuan yang terdiri dari tiga mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (fisika, kimia, dan biologi) atau tiga mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (sejarah, geografi, dan kewarganegaraan).
Vietnam menggabungkan penyelenggaraan ujian kelulusan SMA dan ujian masuk universitas menjadi satu ujian nasional sejak 2015, terutama untuk menghemat waktu dan biaya. [Xinhua]