LONDON – Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson pada Senin (14/6) mengonfirmasi penundaan pencabutan semua pembatasan COVID-19 di Inggris selama empat pekan setelah 21 Juni, dengan alasan risiko varian Delta yang sangat menular yang pertama kali teridentifikasi di India.
Penundaan yang dikonfirmasi itu berarti pencabutan pembatasan tidak akan dilakukan hingga 19 Juli mendatang, karena langkah baru akan membutuhkan lebih banyak waktu bagi warga untuk divaksinasi mengingat bahaya dari varian Delta, ujar Johnson dalam sebuah konferensi pers.BORIS JOHNSON, Perdana Menteri Inggris: “Dan itulah mengapa kami sangat khawatir dengan varian Delta COVID-19 yang saat ini menyebar lebih cepat dari gelombang ketiga yang diperkirakan dalam peta jalan Februari.
Kami mencatat peningkatan kasus sekitar 64 persen per pekan, dan di daerah-daerah yang paling terdampak, meningkat dua kali lipat setiap pekan. Dan rata-rata jumlah orang yang dilarikan ke rumah sakit di Inggris meningkat 50 persen dari secara mingguan, dan hingga 61 persen di Northwest, yang dapat terus meningkat ke depannya.”Pemerintah Inggris akan meningkatkan upaya mereka untuk memvaksinasi warga di negara itu, tambah Johnson.
Warga berusia di atas 40 tahun yang menerima suntikan pertama hanya perlu menunggu delapan pekan, alih-alih 12 pekan untuk suntikan kedua, sementara warga berusia 23 dan 24 tahun akan mulai diberikan vaksin mulai Selasa (15/6), kata sang PM.Di seluruh Inggris, lebih dari 41,6 juta orang telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 dan lebih dari 29,9 juta orang telah menerima dosis kedua, menurut data resmi terbaru.
Sementara itu, acara pernikahan dapat dilakukan dengan kapasitas lebih dari 30 orang mulai 21 Juni, selama orang-orang disiplin menerapkan jaga jarak sosial (social distancing), ujar sang PM. Inggris melaporkan tambahan 7.742 kasus COVID-19 dalam 24 jam terakhir, sehingga total kasus virus corona di negara itu menjadi 4.573.419, sebut data resmi yang dirilis pada Senin.
Negara tersebut juga mencatatkan tiga kematian baru, menjadikan total kematian akibat virus corona di Inggris mencapai 127.907. Data ini hanya mencakup kematian orang-orang yang meninggal dalam waktu 28 hari setelah pertama kali dinyatakan positif terinfeksi virus.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari London.(XHTV)