SINGAPURA, WB – Salah satu negara yang mematok harga kendaraan, seperti mobil atau motor cukup tinggi adalah Singapura. Walau pertumbuhan kendaraan dinegeri tetangga ini masih cukup tinggi, namun tidak ditunjang dengan infrastruktur jalan .
Melihat hal tersebut, pemerintah Singapura sudah membatasi pertumbuhan populasi kendaraan per tahun, dan akan menjadi nol persen, dari 0,25 persen. Langkah ini perlu dilakukan, karena memang keterbatasan lahan yang bisa digunakan untuk jalan raya.
Dengan target nol persen pertumbuhan, kini pemerintah juga menyediakan penyewaan sepeda yang bisa digunakan melalui aplikasi, dan tinggal di-scan untuk sewa,” jelas Richard salah satu tour guide belum lama ini.
Untuk diketahui, menurut Land Transport Authority (LTA), saat ini 12 persen dari lahan di Singapura digunakan sebagai jalan raya. “Melihat dari kebutuhan, lahan tambahan yang bisa digunakan sebagai jalan raya sangat terbatas,” ungkap LTA.
Di tahun 2016, setidaknya terdapat 600 ribu unit mobil pribadi dan rental di jalanan, dengan total jumlah penduduk 5,6 juta jiwa. Angka penduduk bertambah 40 persen dibanding tahun 2000.
Dengan dibatasi pertumbuhan kendaraan pribadi, Singapura memang akan fokus kepada layanan transportasi publik. Dalam kurun enam tahun terakhir, jaringan rel kereta api sudah bertambah 30 persen dengan kehadiran 41 stasiun kereta baru. Rute serta kapasitas bus juga ditambahkan.
Pemerintah Singapura akan menginvestasikan S$ 20 miliar (setara Rp 198 triliun) untuk menambah infrastruktur rel kereta baru, memperbarui kereta, dan menambahkan aset. Pemerintah menginvestasikan S$ 4 miliar (setara Rp 39 triliun) untuk subsidi di sektor transportasi bus.
LTA masih mengizinkan pertumbuhan mobil pengangkut kebutuhan pokok dan bus sebesar 0,25 persen hingga kuartal pertama tahun 2021.[]