BOGOR, WB -Dialah Andri Apriansyah, anak berusia 8 tahun yang menderita gizi buruk. Bertempat tinggal di desa Cipicung kampung Totopong kecamatan Cijeruk kabupaten Bogor. Selama delapan tahun Andri terbaring di tempat tidur dalam keadaan yang memprihatinkan, tubuhnya kurus hanya tulang berbalut kulit dan hanya memiliki berat seperti ukuran bayi usia tujuh bulan.
Sejak usia tiga bulan Andri memang ditinggal oleh ayahnya karena bercerai dengan ibunya. Andri pun dirawat oleh neneknya dan tidak mendapatkan asupan gizi yang baik, sehingga tubuhnya tidak tumbuh normal seperti anak lain.
Aparat desa setempat beserta ibu- ibu penggiat sosial dan bidan desa di wilayah tempat tinggalnya sudah berupaya untuk membawa ke rumah sakit agar mendapat penanganan yang intens. Namun upaya tersebut selalu kandas karena alasan ekonomi yang kurang, sehingga keluarga enggan untuk dibawa ke rumah sakit.
Setelah mendapat laporan dari warga serta adanya kordinasi dari wakil gubernur Jawa Barat, Dedi Mizwar, ketua DPRD kabupaten Bogor Ade Ruhandi langsung menjemput “paksa” Andri untuk dirawat di RSUD Ciawi agar mendapatkan penanganan yang maksimal.
Sebelumnya, pria yang disapa Jaro Ade itu juga sudah berkordinasi dengan Bupati ibu Nurhayanti dan camat Cijeruk Hidayat Saputradinata. Saat mengecek pelayanan terhadap Andri, dia juga mengecek pelayanan pengobatan seluruh pasien di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Ciawi didampingi oleh direktur rumah sakit dr. Hesti dan wakil direktur rumah sakit Ahmad Zaenuddin (dr. zein).
Jaro Ade juga mengucapkan terimakasih kepada bidan desa yang sudah berupaya memberikan penanganan kepada andri. “Ibu bidan terima kasih banyak sudah berupaya membantu, ini bukti fungsi maksimal bidan desa sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan pertama kepada masyarakat” ungkap Jaro.
“Saya ingin Andri diberikan pelayanan yang maksimal, ambil langkah medis yang paling tepat. lakukan dengan cepat tak perlu pikirkan dana, nanti kita pikirkan bersama,” pesan Jaro Ade kepada dr. Hesti dan dr. Zein sambil mengusap mata nya yang berkaca lalu melangkah menuju pasien selanjutnya di ruang IGD RS. Ciawi.
Menurutnya, untuk persoalan sosial seperti ini, memang masih banyak dijumpai, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. “Waktu datang menengok Andri, hati saya sudah tidak bisa berfikir dan hanya mengucap astagfirulah,” terangnya sambil menepuk dada bagian kirinya.
Namun, baginya ini adalah peristiwa yang tidak boleh terulang di Kabupaten Bogor, maka ia berharap kedepan semua elemen masyarakat baik tingkat desa, kecamatan, UPT ataupun yang lainnya harus berperan aktif dalam memberikan informasi jika ada masyarakat yang betul-betul membutuhkan pertolongan.
“Saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang sudah menangani Andri untuk dirawat di RSUD Ciawi, dan saya harap ini menjadi pembelajaran buat kita untuk selalu sigap melayani masyarakat, khususnya yang kurang mampu,” jelasnya.