JAKARTA, WB – Pemberitaan terkait pembalut wanita ternama di Indonesia akhir-akhir ini ramai diperbincangkan. Pasalnya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkap pembalut yang kerap dipakai saat menstruasi itu banyak yang mengandung zat klorin atau pemutih.
Menanggapi hal tersebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pembalut wanita saat ini masih aman. Jadi tidak perlu resah karena telah melewati proses pengujian di laboratorium.
“Dengan sistem pendaftaran, proses pengujian, pengawasan, seyogyanya masyarakat tenang,” jelas Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang, Jakarta, kemarin.
Linda kembali menegaskan penggunaan klorin merupakan salah satu metode pemutihan yang digunakan dalam produksi pembalut wanita maupun pantyliner. Dari badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat, pembalut wanita termasuk kategori alat kesehatan berisiko rendah atau berdampak minimal terhadap risiko kesehatan penggunanya.
Semua produk pembalut maupun pantyliner yang masuk dalam penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sebelumnya telah melewati proses uji dan mendapat izin edar karena memenuhi syarat.
“Kami pihak netral. Produsen produk-produk tersebut sudah punya izin edar,” pungkas Linda.
Diberitakan sebelumnya YLKI menemukan adanya pemakaian zat klorin atau pemutih di sebagian besar pembalut dan pantyliner yang beredar di dalam negeri.
“Penelitian dilakukan pada Desember 2014-Januari 2015 dengan menggunakan sample pembalut dan pantyliner yang kerap digunakan konsumen wanita Indonesia. Penemuan itu diambil dari sampel dari sembilan pembalut dan tujuh pantyliner bermerek cukup ternama di dalam negeri,” jelas Peneliti YLKI Arum Dinta.
Berikut nama-nama pembalut yang mengandung racun setelah diteliti YLKI, diantaranya pembalut merek Charm dengan kandungan klorin sebesar 54,73 ppm (part per million). Selanjutnya pembalut merek Nina Anion mengandung 39,2 ppm. Produk My Lady mengandung 24,44 ppm kadar klorin dan tidak mencantumkan komposisinya. Sementara produk VClass Ultra mempunyai kandungan klori sebesar 17,74 ppm,” tuturnya.
Kemudian produk Kotex mempunyai kandungan klorin sebesar 8,23 ppm. Hers Protex kandungan klorin sebesar 7,93 ppm. Laurier mempunyai kandungan klorin sebesar 7,77 ppm. Softex 7,3 ppm dan Spftness standar jumbo pack juga mempunyai kandungan klorin sebesar 6,05 ppm,” tandasnya.
Arum menjelaskan metode yang dilakukan uji lab yaitu secara spektrofotometri di lab TUV NORD Indonesia yang sudah terakreditasi. Zat klorin sangat berbahaya jika terus menerus bersinggungan langsung dengan tubuh manusia terutama sistem reproduksi wanita.
“Klorin bersifat racun dan bisa menyebabkan iritasi. Klorin biasa digunakan sebagai pemutih pada produksi kertas, pakaian dan sejenisnya,” pungkas dia. []