JAKARTA, WB – Bulan suci Ramadhan kian mendekat. Semua amalan di bulan ini akan dilipatgandakan. Selain itu, keutamaan di bulan Ramadhan diantaranya bulan penuh berkah, bulan kegembiraan bagi pecinta kebaikan dan tidak ketinggalan saat penghapusan kesalahan diampuni dosa-dosanya.
Lalu bagaimanakah arti puasa bagi mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat. Dari penelusuran Wartabuana.com, pria berusia 61 tahun tersebut menulis puasa itu mengembalikan supremasi spiritual leadership dalam menjalani kehidupan.
Tak lama kemudian Komarudin yang juga aktif menulis tersebut kembali mencuit “puasa itu melipatgandakan kenikmatan ketika iftar atau berbuka puasa,” seperti kicauannya di akun twitter miliknya @Komar Hidayat.
Menurutnya di bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah amarah kerap kali datang. Artinya, amarah tersebut merupakan perjuangan dan kemenangan. Justru, sambung dia penyebab kehancuran moral dimulai ketika seseorang tidak mampu menahan gejolak nafsu. Dia mengibaratkan nafsu tersebut seperti kendaraan.
“Mobilpun akan menabrak jika sopirnya gagal mengendalikan setir dan rem,” kata dia.
Pria yang pernah menjadi Ketua Panitia Pengawas Pemilu 2004 ini juga menulis akun twitter resminya “Ketika bulan Ramadan banyak orang bisa mengubah ritme hidup dan menjinakkan nafsu,” ucap dia.
Dengan tagar puasa dirinya kembali berpesan. “menegakkan kebenaran dan kebaikan perlu kekuasaan. Hati-hati saja dengan jebakan kekuasaan. Tradisi keagamaan itu bisa bertahan puluhan atau ratusan abad tanpa banyak perubahan,” terang dia. []