KATHMANDU – Tim pakar China pada Selasa (27/12) tiba di Kathmandu, ibu kota Nepal, untuk menggelar studi kelayakan jalur kereta lintas perbatasan China-Nepal, sebuah langkah yang digambarkan oleh pihak Nepal sebagai langkah baru untuk proyek tersebut.
Tim beranggotakan enam orang itu disambut di bandara oleh Wang Xin, kuasa usaha Kedutaan Besar China di Nepal, dan Aman Chitrakar, juru bicara Departemen Perkeretaapian Nepal.
AMAN CHITRAKAR, Juru Bicara Departemen Perkeretaapian Nepal:
“Tim pakar China tiba untuk studi kelayakan jalur kereta China-Nepal dan kami harus menyampaikan bahwa kami telah mengambil langkah baru untuk pekerjaan kelayakan kami. China mencapai banyak kemajuan di bidang perkeretaapian. Proyek ini jelas tidak mudah bagi kami. Ada banyak tantangan teknis, tetapi jika kita melihat keahlian dan kemajuan teknologi yang telah mereka capai sejauh ini, kami yakin bahwa proyek ini akan berhasil, dan Nepal serta China akan menjadi lebih dekat dengan adanya jalur kereta tersebut.”
Studi kelayakan jalur kereta lintas perbatasan yang menghubungkan kota perbatasan China, Kerung, dengan Kathmandu itu akan dilakukan oleh China Railway First Survey and Design Institute Group Co., Ltd.
“Sebagai pakar batch pertama, kedatangan kami di Kathmandu menandai kemajuan baru dalam proyek studi kelayakan,” kata Feng Dequan, ketua tim proyek studi kelayakan tersebut.
Menyinggung bahwa proyek jalur kereta lintas perbatasan itu melintasi daerah pegunungan Himalaya, yang medan dan kondisi geologisnya sangat kompleks, Feng menyebutnya sebagai proyek dengan “kesulitan teknis kelas dunia.”
“Kami akan memanfaatkan secara optimal teknologi mutakhir China dan pengalamannya yang kaya dalam membangun jalur kereta di daerah pegunungan dan dataran tinggi yang sulit dan kompleks, bekerja sama secara erat dengan lembaga penelitian ilmiah terkemuka di China dan Nepal, dan bekerja sama dengan para insinyur Nepal untuk mengatasi kesulitan serta melaksanakan pekerjaan penelitian teknis dengan baik untuk proyek tersebut,” ujar Feng.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kathmandu. (XHTV)