WARTABUANA – Thailand sedang mempertimbangkan paspor vaksin COVID-19 dan pengecualian karantina di tengah upaya untuk meningkatkan sektor pariwisata yang lesu ketika program inokulasi diluncurkan di seluruh dunia.
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha telah memerintahkan Kementerian Luar Negeri Thailand untuk melakukan studi terkait paspor vaksin.
“Jika kami memutuskan untuk mengumumkan rencana tersebut, China akan menjadi salah satu negara pertama yang akan kami ajak berunding.”
Rencana awal akan melibatkan penerbitan sertifikasi bagi wisatawan yang telah diinokulasi ke Thailand, membebaskan mereka dari kewajiban karantina selama dua pekan, dan melonggarkan beberapa langkah pembatasan, kata Wissanu, menambahkan bahwa perlakuan serupa perlu dilakukan negara-negara lain terhadap turis asal Thailand yang telah diinokulasi.
Meski demikian, menurut Wissanu pemerintah masih membutuhkan waktu untuk membahas beberapa detail dan langkah spesifik sebelum mengimplementasikan kebijakan ini.
Thailand menerima sekitar 40 juta wisatawan asing pada 2019, tetapi hanya 6,7 juta turis yang datang pada 2020. Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu tahun lalu mengalami penyusutan 6,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) yang menjadi penurunan tertajamnya sejak 1998.
Bank of Thailand, bank sentral negara tersebut, menilai sektor pariwisata, yang menyumbang lebih dari 15 persen perekonomian Thailand, sebagai kunci pemulihan ekonomi.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Bangkok. (XHTV)