LONDON – Hingga setengah juta guru, staf universitas, masinis, dan pegawai negeri Inggris pada Rabu (1/2) melakukan pemogokan dalam aksi terkoordinasi terbesar dalam beberapa tahun di tengah perselisihan berkepanjangan mengenai gaji.
Anggota guru dari National Education Union (NEU) di Inggris dan Wales berdemonstrasi di jalan-jalan, yang berdampak pada 23.400 sekolah.
Terdapat krisis perekrutan dan retensi dalam sistem sekolah, dan penurunan gaji selama satu dekade adalah alasan utama di balik aksi tersebut dan perlu ditangani oleh pemerintah, kata NEU.
Sekitar 70.000 staf di 150 universitas di seluruh Inggris melakukan pemogokan terkait perselisihan masalah gaji, kondisi kerja dan pensiun, dan tindakan mereka akan berdampak pada 2,5 juta mahasiswa selama Februari dan Maret, kata University and College Union (UCU).
“Para staf tidak meminta banyak. Mereka menginginkan kenaikan gaji yang layak, jaminan pekerjaan, dan pembatalan pemotongan pensiun yang sangat merugikan,” kata Sekretaris Jenderal UCU Jo Grady.
Para masinis dari Serikat Pekerja Kereta, Maritim, dan Transportasi Nasional (Rail, Maritime and Transport/RMT) di 14 operator perkeretaapian juga diperkirakan melakukan aksi mogok pada Jumat (3/2) karena masalah gaji dan kondisi kerja.
“Negosiasi kami akan dilanjutkan dengan operator perkeretaapian untuk menyusun paket pekerjaan, kondisi, dan gaji yang dapat ditawarkan kepada anggota kami,” kata Sekretaris Jenderal RMT Mick Lynch.
Sementara pada Rabu (1/2), sekitar 100.000 anggota Public and Commercial Services Union (PCS), yang dipekerjakan oleh lebih dari 100 pemberi kerja yang berbeda dalam pelayanan sipil, juga melakukan aksi walk out sebagai bagian dari kampanye nasional serikat pekerja tersebut mengenai gaji, pensiun dan pekerjaan.
Pemogokan ini “akan menjadi pemogokan pegawai negeri terbesar selama beberapa tahun dan mengindikasikan eskalasi aksi industri yang signifikan setelah satu bulan pemogokan,” kata serikat layanan tersebut.
Menanggapi hal ini, juru bicara Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan pemogokan tersebut akan mengganggu kehidupan masyarakat, dan negosiasi adalah pendekatan yang tepat alih-alih unjuk rasa.
Selama setahun terakhir, Inggris mengalami rekor inflasi tertinggi, sementara upah gagal mengimbangi. Sejak musim panas lalu, Inggris dilanda gelombang pemogokan.
Pemerintah berselisih dengan serikat pekerja, mengatakan kenaikan gaji yang mereka minta tidak terjangkau, dan gaji yang lebih tinggi tidak akan membantu melawan inflasi.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari London. (XHTV)