BEIJING – Sejumlah pakar mengatakan bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) memiliki fondasi yang mapan dan berada di jalur yang tepat meski menghadapi sejumlah tantangan global.
BRI kali pertama diusulkan pada 2013. Sejak saat itu, lebih dari dua pertiga negara di dunia telah mencapai konsensus dengan China terkait kerja sama di bawah BRI.
UMER BHATTI, Konsultan, Institut Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan, Pakistan:
“Saya pikir pandemi (COVID-19) jelas telah sedikit memperlambat banyak hal di seluruh dunia. Namun, karena pemulihan ekonomi China dan manajemen pandeminya yang cepat, bisa dikatakan bahwa BRI saat ini masih berada di jalurnya. Dan masyarakat, menurut saya, di seluruh dunia, serta para pemimpin di seluruh dunia, mereka semua benar-benar berpikir bahwa ini adalah kekuatan yang harus diperhitungkan.”
RONNIE LINS, Direktur Pusat Penelitian dan Bisnis China-Brasil, Brasil:
“Proyek Sabuk dan Jalur Sutra memiliki fondasi yang mapan. Adhesi yang lebih kuat di antara sejumlah negara dan keragaman proyek serta tindakan yang terkait dengan tujuan inisiatif ini jelas terlihat. Saya yakin bahwa ketika kita melewati periode ketegangan politik saat ini, pemberantasan COVID-19, dan stabilisasi ekonomi dunia, Sabuk dan Jalan Sutra akan memiliki periode relevansi yang lebih besar lagi dibandingkan sekarang.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beijing. (XHTV)