BRUSSEL – Insinyur pertanian Belgia, Francois Serneels, mengungkapkan bahwa arah, yang juga berarti kepemimpinan, merupakan kata yang paling tepat untuk menggambarkan Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC).
FRANCOIS SERNEELS, pakar agronomi Belgia, Pusat Agronomi dan Industri Agro Provinsi Hainaut (Centre pour l’Agronomie et l’Agro-industrie de la Province du Hainaut/CARAH) di Belgia:
“Saya pikir kata yang tepat adalah arah. Arah, dalam bahasa Prancis, berarti dua hal. Di satu sisi berarti garis atau target yang ingin Anda capai. Di sisi lain, pengelolaan kekuatan yang Anda miliki pada kelompok yang akan mencapai target itu. Jadi menurut saya, memang ciri khas Partai Komunis China terletak pada arah, yang menurut saya secara umum sudah cukup baik dan cukup efisien.”
Serneels menghabiskan 20 tahun terakhir bekerja bersama para ahli agronomi dan petani China untuk mencegah penyakit hawar kentang merusak tanaman umbi itu.
“Menurut saya yang menarik dari strategi China untuk mencapai pembangunan adalah sejumlah proyek yang dibuat dalam skala percontohan. Jadi mereka mengembangkan proyek percontohan dalam skala kecil. Mereka mengujinya selama beberapa tahun. Dan jika berhasil, maka akan diperbesar. Dan ini memberi hasil yang sangat bagus. Saya pikir satu hal yang sangat penting adalah bahwa Partai Komunis China memberikan arahan yang cukup jelas. Jadi targetnya jelas dan disambut baik oleh mayoritas warga. Sebagai contoh, mengeluarkan sejumlah besar orang dari kemiskinan sungguh merupakan target yang sangat mulia. Dan menjadikan target ini (sebagai fokus) dapat sangat membantu mengoordinasikan upaya rakyat. Masyarakat menjadi paham alasan mereka melakukan sesuatu. Dan hal itu mungkin sudah tidak ditemukan lagi di negara-negara Barat.”
Serneels menjadi pengamat yang menyaksikan langsung perubahan di kota-kota dan pedesaan China, dan sangat mengagumi kecepatan pembangunan negara itu selama 40 tahun reformasi dan keterbukaannya.
“Saya kira contoh paling mengesankan bagi saya adalah waktu tempuh yang saya habiskan untuk mencapai kota kecil bernama Wuxi di daerah Chongqing. Dua puluh tahun lalu, kami membutuhkan waktu dua hari. Pada 2020, terakhir kali saya pergi ke sana, hanya butuh kurang dari 6 jam.
Situasinya adalah semakin banyak orang China yang membuat perbaikan dalam memahami negara-negara Barat dan mentalitas Barat, sementara orang Barat tidak cukup banyak melakukan upaya untuk memahami ekonomi China. Saya cukup yakin akan ada kerja sama yang sangat bermanfaat di kemudian hari.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Brussel. (XHTV)