NEW DELHI – Lembaga pemeringkat global Moody’s pada Kamis (17/3) memangkas estimasi pertumbuhan India tahun ini menjadi 9,1 persen, turun dari 9,5 persen pada tahun sebelumnya, dengan mengatakan bahwa tagihan impor bahan bakar dan pupuk yang tinggi dapat membatasi belanja modal pemerintah.
Menurut lembaga pemeringkat itu, India sangat rentan terhadap harga minyak yang tinggi, mengingat India merupakan importir besar untuk minyak mentah.
Namun, lembaga tersebut mengatakan bahwa karena India merupakan produsen biji-bijian yang surplus, ekspor pertanian negara itu akan diuntungkan dalam jangka pendek dari pemberlakuan harga yang tinggi.
“Bahan bakar dan potensi biaya pupuk yang tinggi akan membebani keuangan pemerintah, yang berpotensi membatasi belanja modal yang direncanakan,” kata Moody’s.
“Karena semua alasan itu, kami telah menurunkan proyeksi pertumbuhan 2022 kami untuk India sebesar 0,4 poin persentase. Saat ini, kami memperkirakan ekonomi (India) akan tumbuh 9,1 persen pada tahun ini,” kata lembaga pemeringkat itu lebih lanjut.
Dalam Global Macro Outlook 2022-2023 (Pembaruan pada Maret 2022), disebutkan bahwa pertumbuhan India kemungkinan akan mencapai 5,4 persen pada 2023 mendatang.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari New Delhi. (XHTV)