URUMQI – Kereta luncur kuda, sebuah kendaraan tradisional warga di wilayah Hemu, Xinjiang, China barat laut, menjadi alat transportasi populer di kalangan wisatawan. Kereta luncur yang ditarik kuda itu mendatangkan penghasilan tambahan bagi para penggembala setempat seperti Selikhan Hojatay.
SELIKHAN HOJATAY, Penggembala:
“Nama saya Selikhan Hojatay. Saya penggembala dari daerah Altay, Xinjiang. Musim dingin menjadi puncak musim pariwisata di daerah kami. Semakin banyak wisatawan dari berbagai penjuru negara ini datang ke sini untuk bermain ski dan menikmati adat setempat.
Selamat datang di Desa Hemu!
Lihat. Ini adalah kereta luncur kuda khas Kazak. Kami menggunakan kereta luncur ini untuk mengangkut wisatawan dan mereka sangat suka menaiki kereta luncur ini. Kepuasan mereka menjadi peluang bisnis kami.
Saya suka topi Anda.
Ini terbuat dari bulu rubah.
Apakah Anda membuatnya sendiri?
Ya, tentu saja.
Salju di sini sangat tebal.
Ini salju paling tebal yang pernah saya lihat dalam waktu yang lama.
Orang-orang di sini sangat tulus dan jujur.
Saya merenovasi beberapa rumah tua dan mengubahnya menjadi kamar penginapan. Kini, penghasilan tahunan saya sekitar 200.000 yuan (1 yuan = Rp2.258).
Perjalanan di Desa Hemu dulu sangat sulit. Kereta luncur kuda menjadi transportasi utama untuk bertani maupun membeli kebutuhan sehari-hari. Seiring perjalanan waktu, transportasi lokal kini jauh lebih mudah. Dan kereta luncur kuda menjadi objek wisata.
Saya memiliki tiga anak. Putri sulung saya Dilnur sudah mulai bekerja. Putri kedua saya Tangnur sedang libur sekolah dan pulang untuk menghabiskan libur musim dinginnya. Putra saya Jalihas masih bersekolah. Kami akan mengadakan makan malam keluarga saat dia pulang nanti.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Urumqi, China. (XHTV)