ROMA – Harga-harga di Italia melonjak 11,9 persen pada Oktober 2022 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, tertinggi dalam hampir empat dekade, menurut data sementara yang dirilis oleh Institut Statistik Nasional (National Statistics Institute/ISTAT) Italia pada Jumat (28/10).
Angka tersebut 3 poin persentase di atas rekor inflasi tahunan sebesar 8,9 persen pada September, dan angka itu merupakan yang tertinggi sejak 1983 di Italia. Kenaikan itu juga menandai pertama kalinya inflasi Italia tercatat dua digit sejak diadopsinya mata uang euro oleh Italia pada 1999.
Penyebab utama di balik kenaikan harga itu adalah kenaikan biaya energi yang dipicu oleh konflik antara Rusia dan Ukraina.
Sementara itu, tingkat inflasi “inti”, yang tidak termasuk biaya energi dan pangan karena kerentanannya terhadap kekuatan pasar internasional, bahkan naik sebesar 5,3 persen pada Oktober. Biaya untuk layanan yang tidak rentan terhadap faktor terkait energi masih lebih tinggi pada Oktober, naik 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Laporan media lokal mengatakan bahwa tingkat inflasi yang memecahkan rekor ini membantu memberikan gambaran tentang iklim ekonomi sulit yang dihadapi oleh pemerintahan baru Italia pimpinan Giorgia Meloni. Meloni, yang dilantik sebagai perdana menteri pada Sabtu (29/10), berjanji mengekang harga energi dan inflasi secara keseluruhan dalam beberapa bulan ke depan.
“Sebagian besar barang energi, baik yang diatur maupun tidak diatur, menjelaskan percepatan inflasi yang luar biasa,” sebut ISTA dalam sebuah pernyataan.
“Harga bahan makanan juga terus meningkat, yang memberikan gambaran tentang tekanan inflasi yang melanda hampir semua sektor produk. Hanya sektor rekreasi, budaya, dan perawatan pribadi yang masih bertahan,” kata ISTA.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Roma. (XHTV)