YANGON – Saat kota-kota di Myanmar mencatatkan rekor suhu tertinggi di tengah gelombang panas yang menyengat, banyak orang di negara Asia Tenggara itu menderita akibat cuaca panas terik dalam beberapa hari terakhir.
Pada awal bulan ini, Kementerian Kesehatan Myanmar mengeluarkan kiat-kiat pencegahan terhadap kelelahan akibat panas dan serangan panas (heat stroke) akibat suhu yang meningkat di berbagai wilayah di negara tersebut.
Banyak wilayah di Myanmar, terutama di region Magway dan Mandalay, baru-baru ini dilanda cuaca yang sangat panas, dengan suhu udara di atas 40 derajat Celsius, sehingga menimbulkan tantangan kesehatan bagi masyarakat.
Kota Chauk di Region Magway dan Kota Nyaung-U di Region Mandalay yang mencatatkan suhu 45 derajat Celsius pada 19 April masing-masing menempati posisi pertama dan ketiga dalam daftar kota di seluruh dunia dengan suhu tertinggi, seperti dikonfirmasi biro cuaca negara tersebut dari laporan cuaca EI Dorado.
Berbagai organisasi penyelamat di Yangon, Mandalay, dan Bagan mengatakan bahwa orang-orang yang mereka selamatkan pada pekan lalu termasuk mereka yang terserang panas ekstrem, seraya menambahkan bahwa mereka juga telah mengevakuasi jenazah orang-orang yang meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan panas.
Media-media setempat pada pekan lalu melaporkan bahwa beberapa penduduk Mandalay menghindari panas yang ekstrem dengan mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan yang dilengkapi penyejuk udara atau AC. Hal yang sama juga terjadi di pusat perbelanjaan ber-AC di Yangon saat suhu udara meningkat menjadi sekitar 40 derajat Celsius dalam beberapa hari terakhir.
Biro cuaca negara tersebut mengatakan bahwa suhu di Nay Pyi Taw, Sagaing, Mandalay, Magway, dan Region Bago timur serta negara bagian Kachin, Shan, Rakhine, dan Kayah di Myanmar mencapai 1,5-2 derajat Celsius di atas suhu rata-rata pada April.
Pada 18 April, Kota Tamu di Region Sagaing, Myanmar barat, mencatat suhu tertinggi dalam 44 tahun terakhir, yakni 43,8 derajat Celsius, ungkap data dari biro cuaca itu.
“Suhu akan meningkat hingga hujan monsun mulai turun,” ujar U Hla Tun, Direktur Departemen Meteorologi dan Hidrologi Myanmar.
April dan Mei biasanya merupakan bulan-bulan terpanas dalam setahun di Myanmar saat suhu melonjak sebelum musim monsun dimulai dan suhu mulai turun.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Yangon, Myanmar. (XHTV)