ANKARA – Neraca transaksi berjalan Turki mencatat defisit sebesar 4 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.839) pada Juli, naik dari 3,7 miliar dolar pada bulan yang sama tahun lalu, menurut data yang dirilis oleh bank sentral Turki pada Senin (12/9).
Sejak November 2021, neraca transaksi berjalan Turki telah melaporkan defisit dalam basis bulanan, sementara defisit bergulir (rolling deficit) selama 12 bulan meningkat menjadi 36,58 miliar dolar pada Juli, menurut data tersebut.
Namun jika emas dan energi tidak diikutsertakan, neraca transaksi berjalan Turki mencatat surplus sebesar 3,74 miliar dolar pada Juli, naik dari 3,12 miliar dolar pada bulan yang sama tahun lalu.
Sementara itu, defisit perdagangan luar negeri Turki, yang merupakan komponen utama dalam transaksi berjalan, meningkat sebesar 6,16 miliar dolar secara tahunan (year on year) menjadi 9,31 miliar dolar pada Juli.
Tahun lalu, pemerintah Turki mengumumkan sebuah model ekonomi yang membidik surplus transaksi berjalan melalui ekspor yang lebih tinggi dan suku bunga yang rendah, terlepas dari peningkatan inflasi dan depresiasi mata uang lokal.
Namun demikian, defisit perdagangan luar negeri negara itu melebar di tengah lonjakan harga komoditas global, yang seiring dengan meningkatnya inflasi, mengancam program ekonomi pemerintah.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Ankara. (XHTV)