CANBERRA, Para pemimpin Australia telah berkomitmen terhadap strategi “menekan” virus corona di negara itu di tengah kekhawatiran atas varian Omicron.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison serta para pemimpin negara bagian dan teritori dalam rapat kabinet nasional pada Selasa (30/11) malam waktu setempat sepakat untuk terus mempertahankan strategi menekan penyebaran COVID-19 .
Dalam pertemuan itu, Kepala Petugas Medis (Chief Medical Officer/CMO) Paul Kelly mengatakan “tidak ada cukup bukti” bahwa vaksin kurang efektif dalam melawan Omicron dan menyarankan untuk tidak langsung melakukan perubahan terhadap restriksi perbatasan atau persyaratan karantina Australia.
“Terkait varian ini, selama beberapa pekan ke depan, kita akan mempelajari jauh lebih banyak tentangnya, dan saya pikir itu akan memberi kita kepercayaan diri untuk terus bergerak maju karena itulah yang ingin kita lakukan,” ujar Morrison dalam konferensi pers pada Rabu (1/12).
Pada Rabu pagi, Australia melaporkan lebih dari 1.300 kasus baru COVID-19 yang ditularkan secara lokal, yang salah satunya telah dikonfirmasi terinfeksi varian Omicron, dan enam kematian, saat negara itu terus berupaya memerangi gelombang ketiga infeksi virus tersebut.
Mayoritas dari kasus-kasus baru itu tercatat di Victoria, negara bagian terpadat kedua di negara tersebut dengan Melbourne sebagai ibu kotanya, di mana 1.179 kasus dilaporkan.
Wilayah Utara (Northern Territory/NT) melaporkan tiga kasus baru termasuk dua anggota awak pesawat yang berada dalam isolasi dan seorang bayi dari komunitas Binjari, yang masih memberlakukan karantina wilayah (lockdown) ketat hingga Selasa (7/12) pekan depan.
Selain itu di NT, tiga remaja yang memanjat pagar untuk melarikan diri dari fasilitas karantina COVID-19 Howard Springs di dekat Darwin pada Rabu dini hari telah ditangkap.
Para remaja yang masing-masing berusia 15, 16, dan 17 tahun tersebut dikarantina setelah dianggap melakukan kontak langsung dengan kasus-kasus positif.
Kepala Menteri NT Michael Gunner mengatakan bahwa meski remaja-remaja itu menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat yang rendah, mereka akan menghadapi konsekuensi atas aksi melarikan diri itu, termasuk mengulang kembali periode karantina mereka.
Hingga Selasa, 92,5 persen warga Australia yang berusia 16 tahun ke atas telah menerima satu dosis vaksin dan 87,2 persen telah mendapatkan dosis kedua, menurut Departemen Kesehatan Australia.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service